Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Serpihan Kaca (Karya Kang Thohir)

Puisi "Serpihan Kaca" karya Kang Thohir bercerita tentang seseorang yang terus-menerus mengalami kesulitan dan kesedihan dalam hidupnya.

Serpihan Kaca

Menampung derita yang tak bersudahan
Menapaki terjal bebatuan
Melintasi kerikil kecil dan serpihan kaca
Merasa kesakitan kian mendera
Dibuat sengsara
Aku tak berdaya
Lunglai berselimutkan nestapa

Brebes, 6 Mei 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Serpihan Kaca" karya Kang Thohir merupakan puisi pendek yang menggambarkan penderitaan dan kesengsaraan yang terus-menerus dirasakan oleh tokohnya. Dengan bahasa yang lugas dan pilihan diksi yang kuat, puisi ini memberikan gambaran mendalam tentang seseorang yang berjuang menghadapi kepedihan hidup.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah penderitaan, kesengsaraan, dan ketidakberdayaan. Puisi ini menggambarkan seseorang yang mengalami berbagai kesulitan dan merasa tak mampu melawan keadaan yang menyakitkan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah perjuangan manusia dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan cobaan dan penderitaan. Kehidupan diibaratkan sebagai jalan terjal yang dipenuhi bebatuan, kerikil, dan serpihan kaca—melambangkan berbagai rintangan yang menyakitkan.

Baris "Menampung derita yang tak bersudahan" menunjukkan bahwa penderitaan yang dialami tokoh dalam puisi ini tidak kunjung berhenti, memberikan kesan kepedihan yang mendalam.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang terus-menerus mengalami kesulitan dan kesedihan dalam hidupnya. Ia merasakan penderitaan yang begitu besar hingga merasa tak berdaya dan tenggelam dalam nestapa.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini muram, sedih, dan penuh penderitaan. Pemilihan kata seperti "kesakitan," "sengsara," "tak berdaya," dan "nestapa" semakin menguatkan kesan kesedihan dan ketidakberdayaan yang dirasakan tokoh dalam puisi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah bahwa kehidupan penuh dengan cobaan, tetapi manusia harus tetap bertahan meskipun mengalami penderitaan yang berat. Puisi ini juga menggambarkan realitas hidup bahwa tidak semua perjalanan berjalan mulus, dan sering kali kita harus melewati jalan yang terjal dan menyakitkan.

Imaji

  • Imaji visual → "Melintasi kerikil kecil dan serpihan kaca." → Memberikan gambaran jalan yang sulit dan penuh rintangan.
  • Imaji perasaan → "Merasa kesakitan kian mendera." → Menghadirkan sensasi penderitaan yang semakin berat dirasakan.

Majas

  • Metafora → "Menampung derita yang tak bersudahan." → Derita diibaratkan sebagai sesuatu yang dapat ditampung, menunjukkan betapa banyak dan beratnya penderitaan yang dialami.
  • Personifikasi → "Kesakitan kian mendera." → Kesakitan digambarkan seolah-olah memiliki kekuatan untuk menyerang seseorang.
  • Hiperbola → "Lunglai berselimutkan nestapa." → Penggunaan kata berselimutkan nestapa menekankan betapa mendalamnya kesedihan yang dirasakan oleh tokoh dalam puisi.
Puisi "Serpihan Kaca" karya Kang Thohir adalah puisi yang menggambarkan penderitaan dan ketidakberdayaan seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup. Dengan bahasa yang lugas dan diksi yang kuat, puisi ini memberikan gambaran tentang beratnya perjuangan seseorang dalam menghadapi luka dan kesengsaraan. Meskipun bernuansa muram, puisi ini juga dapat dijadikan refleksi tentang bagaimana manusia menghadapi cobaan dalam hidupnya.

Kang Thohir
Puisi: Serpihan Kaca
Karya: Kang Thohir

Biodata Kang Thohir:
  • Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
  • Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.