Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Teka-teki (Karya Mahawan)

Puisi "Teka-teki" karya Mahawan bercerita tentang permainan bahasa yang cerdas dan menggelitik. Dengan dua teka-teki, Mahawan menyelipkan permainan ..

Teka-teki (1)


pagi-pagi saya ada dua
siang saya ada satu
malam saya tidak ada

kalau saya tidak ada:
cinta tidak ada
taman mini tidak ada
iggi tidak ada
rindu tidak ada
ali sadikin tidak ada
puisi tidak ada
ambisi tidak ada
pelita tidak ada
dunia tidak ada

siapakah saya?
jawab: huruf i

Teka-teki (2)


saya ada dalam puisi
saya ada dalam cerpen
saya ada dalam novel
saya ada dalam roman
saya ada dalam kritik
saya ada dalam esei
saya ada dalam w.c.

siapakah saya?
jawab: h.b. jassin

Sumber: Aktuil, no 182 (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Teka-teki" karya Mahawan mengangkat tema permainan bahasa dan kritik sosial dalam sastra. Dengan gaya mbeling (nyeleneh dan jenaka), puisi ini mengajak pembaca berpikir melalui teka-teki yang sebenarnya menyimpan makna mendalam.

Makna Tersirat

Puisi ini tidak hanya sekadar permainan kata, tetapi juga menyampaikan kritik dan refleksi tentang hal-hal fundamental dalam kehidupan dan sastra.
  • Teka-teki (1) menunjukkan betapa pentingnya huruf i dalam berbagai aspek kehidupan. Tanpa huruf i, banyak hal yang kita anggap penting, termasuk cinta, puisi, rindu, dan dunia, tidak akan ada. Ini bisa dimaknai sebagai sindiran bahwa hal kecil yang sering kita abaikan justru memiliki peran besar.
  • Teka-teki (2) menyebutkan berbagai bentuk karya sastra dan menempatkan nama H.B. Jassin—seorang kritikus sastra legendaris Indonesia—dalam urutan yang sama dengan “w.c.”. Ini bisa diartikan sebagai kritik terhadap dominasi kritik sastra pada masa itu atau sekadar humor khas puisi mbeling yang menggoda pemikiran pembaca.
Puisi ini bercerita tentang permainan bahasa yang cerdas dan menggelitik. Dengan dua teka-teki, Mahawan menyelipkan permainan logika dan sindiran ringan terhadap dunia sastra dan kehidupan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa jenaka, ringan, dan penuh kelucuan khas puisi mbeling. Namun, di balik humor tersebut, terdapat kesan provokatif yang mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan bahwa sesuatu yang kecil atau tampak sepele (seperti huruf i) bisa memiliki dampak yang besar. Selain itu, ada kritik terhadap dominasi tokoh tertentu dalam dunia sastra, sekaligus menekankan bahwa sastra bisa dinikmati dengan cara yang lebih santai dan tidak selalu serius.

Imaji

  • Imaji visual: Penggambaran pagi, siang, dan malam dalam Teka-teki (1) membentuk gambaran perubahan waktu yang nyata.
  • Imaji intelektual: Kedua teka-teki dalam puisi ini merangsang pembaca untuk berpikir dan mencari jawaban.

Majas

  • Personifikasi: Huruf i seolah memiliki peran penting dalam dunia dan bisa "tidak ada".
  • Ironi: Menyandingkan H.B. Jassin dengan "w.c." dalam Teka-teki (2) adalah bentuk ironi yang menggelitik.
  • Metafora: Huruf i sebagai lambang eksistensi berbagai hal dalam kehidupan.
Puisi "Teka-teki" karya Mahawan adalah contoh puisi mbeling yang menggabungkan humor, permainan kata, dan kritik sosial dalam satu kesatuan yang ringan namun tajam. Dengan dua teka-teki yang tampak sederhana, Mahawan mengajak pembaca berpikir lebih jauh tentang peran bahasa dalam kehidupan serta memberikan sentilan halus terhadap dunia sastra. Puisi ini membuktikan bahwa sastra tidak selalu harus serius, tetapi juga bisa menjadi medium permainan yang cerdas dan menyenangkan.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Teka-teki
Karya: Mahawan
© Sepenuhnya. All rights reserved.