Analisis Puisi:
Puisi "Wajah Senyum" Karya Aspar Paturusi mengangkat tema kehidupan dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai keadaan. Puisi ini menyoroti pentingnya menjaga ketenangan batin dan tetap tersenyum, meskipun kehidupan dipenuhi oleh suka dan duka.
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini mengajarkan bahwa kehidupan selalu berubah-ubah, diwarnai oleh berbagai perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, dan ketenangan. Namun, seperti matahari yang tetap bersinar meskipun mendung menghadang, manusia pun sebaiknya tetap tersenyum dalam menghadapi berbagai situasi. Senyum menjadi simbol keteguhan hati dan ketulusan jiwa dalam menjalani kehidupan.
Puisi ini bercerita tentang bagaimana ekspresi wajah seseorang mencerminkan kondisi emosional dan situasi yang sedang terjadi. Jika seseorang tersenyum di pagi hari, itu menandakan keadaan yang baik dan damai. Sebaliknya, ekspresi tegang di siang hari mencerminkan kabar buruk atau ketegangan dalam kehidupan. Puisi ini juga menekankan bahwa suka dan duka adalah bagian dari kehidupan yang datang silih berganti.
Pada akhirnya, penyair mengingatkan bahwa suatu saat manusia akan berpisah dengan dunia, sehingga sebaiknya tetap menjaga senyum tulus seperti matahari dan bulan yang selalu bersinar.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini memiliki suasana yang reflektif dan menenangkan. Ada perenungan mendalam tentang kehidupan dan bagaimana manusia harus menyikapinya dengan keteguhan hati dan sikap yang positif.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan utama dalam puisi ini adalah pentingnya menjaga ketenangan hati dan tetap tersenyum menghadapi kehidupan. Segala hal dalam dunia ini bersifat sementara, termasuk suka dan duka. Oleh karena itu, manusia tidak perlu larut dalam perasaan negatif, tetapi harus mampu menerima segala situasi dengan ketulusan.
Imaji
Puisi ini menggunakan imaji visual yang kuat, terutama dalam perumpamaan tentang matahari dan bulan. Imaji ini membantu pembaca membayangkan bagaimana kedua benda langit tersebut tetap bersinar meskipun ada rintangan seperti mendung atau kegelapan malam. Selain itu, gambaran ekspresi wajah—senyum di pagi hari, tegang di siang hari—juga menciptakan imaji yang jelas tentang perubahan suasana hati manusia.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Majas personifikasi, seperti dalam baris "seperti matahari dan bulan, wajah tetap tersenyum", yang memberikan sifat manusia (tersenyum) kepada matahari dan bulan.
- Majas metafora, seperti "suka dan duka menari sendiri", yang menggambarkan perubahan suasana hati manusia seolah-olah mereka adalah penari.
- Majas repetisi, seperti dalam penggunaan kata "senyum" yang diulang beberapa kali untuk menekankan maknanya dalam kehidupan.
Puisi "Wajah Senyum" karya Aspar Paturusi adalah refleksi mendalam tentang bagaimana manusia sebaiknya menghadapi kehidupan. Suka dan duka datang silih berganti, tetapi manusia sebaiknya tetap tersenyum dan tidak terlalu larut dalam kesedihan. Seperti matahari yang tetap bersinar meskipun tertutup mendung, manusia pun harus memiliki keteguhan hati dalam menjalani hidup dengan penuh ketulusan.
Karya: Aspar Paturusi
Biodata Aspar Paturusi:
- Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
- Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
