Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Honey-Moon (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Honey-Moon" karya Abdul Wachid B. S. bercerita tentang malam pertama seorang pasangan yang baru menikah. Momen itu digambarkan secara ...
Honey-Moon

yang terpercik di ranjang
bukan darah tersia sayang
mawar tumbuh di antara
desir angin dan nafasnya

sprei suci enggan mencuci
ada jerit kecil indah
pada kali pertama
kekasih gemetar menjamah

di kuntum merahnya
mata tengadah pasrah
ada alir air
menembus celah

maka mawar tanggal
dipangku rerumputan
tabir fajar membuka
di pangkuan kekasih.

2001

Analisis Puisi:

Puisi "Honey-Moon" karya Abdul Wachid B. S. merupakan sajak yang begitu intens dan penuh dengan simbolisme. Mengangkat peristiwa sakral dalam kehidupan sepasang kekasih, puisi ini disajikan dengan bahasa yang lembut sekaligus penuh gairah, membalut peristiwa biologis menjadi sesuatu yang puitis, sakral, dan menggetarkan. Lewat pilihan kata yang halus, penyair berhasil menggambarkan malam pertama pasangan suami-istri dengan estetika tinggi.

Tema

Tema utama puisi "Honey-Moon" adalah malam pertama dalam pernikahan, yang disampaikan dengan balutan metafora alam dan keindahan. Ini tentang momen sakral di mana dua insan berbagi kedekatan fisik dan emosional untuk pertama kalinya, menghadirkan simbol cinta, kehidupan baru, dan perubahan status hubungan yang mengikat.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini berkaitan dengan kesakralan dan keindahan malam pertama. Bukan sekadar tentang hubungan fisik, melainkan tentang perayaan cinta, rasa percaya, dan penyerahan diri secara emosional dan spiritual.
  • "Mawar tumbuh di antara desir angin dan nafasnya" memberi makna bahwa cinta berkembang dalam kelembutan dan ketulusan.
  • "Ada jerit kecil indah" bukan semata tentang rasa sakit, melainkan juga tentang keajaiban dan perubahan besar yang menyentuh hati.
  • "Tabir fajar membuka" melambangkan dunia baru yang terbuka setelah momen tersebut — kehidupan berumah tangga yang sesungguhnya.
Puisi ini dengan halus menggambarkan bahwa dalam hubungan suami-istri, cinta sejati mengandung rasa hormat, penerimaan, dan pengorbanan kecil yang indah.

Puisi ini bercerita tentang malam pertama seorang pasangan yang baru menikah. Momen itu digambarkan secara puitis: ada ketegangan, ada rasa takut, ada keindahan, dan ada penyerahan diri. Simbol "mawar" mengacu pada keperawanan, "jerit kecil" pada rasa sakit sekaligus kegembiraan emosional, dan "alir air" menunjukkan perubahan dan pergeseran besar yang terjadi.

Puisi ini bukan hanya menggambarkan hubungan fisik, tetapi juga tentang perasaan spiritual: tentang pertemuan dua jiwa dalam cinta yang suci.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi Honey-Moon adalah sakral, intim, penuh rasa haru dan kagum. Ada ketegangan yang manis, ada kebahagiaan yang lembut, dan ada keajaiban yang terasa begitu nyata. Puisi ini seakan-akan membawa pembaca ikut menyaksikan sebuah peristiwa pribadi yang penuh keindahan emosional.

Imaji

Imaji dalam puisi ini sangat kuat dan sensual, namun tetap terasa sopan dan artistik:
  • "Mawar tumbuh di antara desir angin dan nafasnya" melukiskan suasana malam pertama dengan keindahan dan kelembutan.
  • "Sprei suci enggan mencuci" memberikan gambaran tentang bekas malam pertama yang begitu bermakna hingga terasa sayang untuk dihapuskan.
  • "Ada jerit kecil indah" membangkitkan imaji suara kecil yang sarat emosi.
  • "Tabir fajar membuka" menggambarkan suasana pagi setelah peristiwa itu, seperti dunia baru yang dimulai.
Imaji yang diciptakan Abdul Wachid B. S. ini berhasil membuat momen biologis menjadi momen spiritual dan puitis.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas untuk memperhalus dan memperkaya maknanya:
  • Metafora: "Mawar" sebagai lambang keperawanan atau kesucian.
  • Personifikasi: "Sprei suci enggan mencuci" seolah-olah sprei memiliki kehendak dan perasaan.
  • Simbolisme: "Tabir fajar membuka" sebagai lambang kehidupan baru yang mulai setelah malam pertama.
  • Hiperbola: "Jerit kecil indah" menggambarkan intensitas emosional dengan cara yang dilebih-lebihkan namun terasa wajar dalam konteks sajak.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Amanat puisi Honey-Moon adalah bahwa cinta sejati bukan hanya tentang keindahan fisik, tetapi tentang pertemuan jiwa, penghormatan terhadap pasangan, dan penerimaan terhadap perubahan hidup bersama. Penyair juga tampaknya ingin menekankan bahwa malam pertama bukan sekadar peristiwa biologis, melainkan sesuatu yang sakral dan layak dikenang dengan penuh keindahan.

Puisi "Honey-Moon" karya Abdul Wachid B. S. ini memperlihatkan bagaimana seorang penyair bisa mengolah pengalaman yang sangat pribadi menjadi karya seni yang tinggi. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang penuh rasa, ia menghadirkan malam pertama bukan hanya sebagai peristiwa, tetapi sebagai sebuah puisi kehidupan.

Abdul Wachid B. S.
Puisi: Honey-Moon
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.