Rembang Pagi
(Adh-Dhuha)
Demi rembang pagi
dan demi malam sedang sunyi
tidak sekali Tuhan meninggalkanmu
tidak pula membencimu
sebenarnyalah akhirat lebih baik bagimu
akan diberikan pahala untukmu
bukankah kau siyatim yang Kupelihara
tidakkah sisesat Kuberi harta
karenanya jangan yatim kaubentak
jangan sipengemis kausentak
nyatakan nikmat Tuhan pada khalayak
Sumber: Kabar dari Langit (1986)
Analisis Puisi:
Puisi "Rembang Pagi" karya Djamil Suherman adalah karya pendek namun sarat makna yang diadaptasi dari pesan-pesan spiritual mendalam. Gaya penyampaian Djamil yang sederhana namun kuat membuat puisi ini terasa menyentuh, seolah mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara manusia dan Tuhannya, serta tentang cara memperlakukan sesama manusia dengan lebih kasih.
Tema
Tema utama puisi ini adalah penghiburan, kasih sayang Tuhan, dan kewajiban sosial. Lewat puisinya, Djamil Suherman menekankan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan manusia, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun. Selain itu, ada tema tentang kepedulian sosial terhadap kaum lemah, seperti yatim dan pengemis.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah ajakan untuk tetap berprasangka baik kepada Tuhan meskipun sedang dalam masa-masa sulit. Tidak jarang dalam hidup seseorang merasa ditinggalkan, namun puisi ini mengingatkan bahwa segala kesulitan hanyalah bagian dari perjalanan menuju kebaikan yang lebih besar. Selain itu, puisi ini menanamkan kesadaran bahwa kenikmatan hidup harus disyukuri dan dibagikan kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Puisi ini bercerita tentang keyakinan bahwa Tuhan selalu menyertai manusia, meskipun dalam kondisi kesepian atau kekurangan. Lewat contoh anak yatim dan orang sesat yang diberi petunjuk serta rezeki, puisi ini memperlihatkan perjalanan seseorang dari keterpurukan menuju keselamatan berkat campur tangan Ilahi. Pada saat yang sama, ada pesan untuk bersikap lembut terhadap kaum lemah, karena mereka adalah bagian dari amanah Tuhan juga.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini terasa menghangatkan hati, penuh kasih sayang, dan menenangkan. Meskipun diawali dengan gambaran pagi remang dan malam sunyi — yang biasanya berkaitan dengan kesepian — suasana kemudian dibalik menjadi penuh harapan dan penghiburan. Ini membuat pembaca merasa didekap oleh rasa damai dan optimisme.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat utama dari puisi ini adalah bahwa Tuhan tidak pernah membenci atau meninggalkan hambanya. Kita diajarkan untuk bersikap penuh kasih kepada yatim dan pengemis, tidak berlaku kasar terhadap mereka, serta mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan dengan cara menyatakannya melalui perbuatan baik di hadapan khalayak.
Imaji
Puisi ini menggunakan imaji sederhana namun kuat, antara lain:
- Imaji rembang pagi, menggambarkan waktu menjelang subuh yang hening, penuh ketenangan.
- Imaji malam sunyi, memberikan kesan kesepian dan keheningan batin.
- Imaji yatim dan pengemis, yang membangkitkan rasa empati mendalam dalam diri pembaca.
Dengan imaji-imaji ini, puisi Rembang Pagi mampu membangun nuansa spiritual dan emosional yang lembut namun kuat.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Sumpah atau pernyataan agung: "Demi rembang pagi dan demi malam sedang sunyi" — menggunakan gaya sumpah untuk menegaskan kebenaran pesan yang akan disampaikan.
- Metafora: "Kusesat Kuberi petunjuk" menggambarkan proses penyelamatan batin dari kesesatan tanpa perlu penjelasan literal.
- Personifikasi: Memberi kesan seolah pagi dan malam menjadi saksi bisu ketulusan Tuhan terhadap manusia.
Majas-majas tersebut memperkuat nada puisi, memberikan kedalaman spiritual, sekaligus membangun hubungan emosional dengan pembaca.
Puisi: Rembang Pagi
Karya: Djamil Suherman
Biodata Djamil Suherman:
- Djamil Suherman lahir di Surabaya, pada tanggal 24 April 1924.
- Djamil Suherman meninggal dunia di Bandung, pada tanggal 30 November 1985 (pada usia 61 tahun).
- Djamil Suherman adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.
