Bahasa
Ada bahasa menyembunyikan kata
dan menidurkannya pada rumpun ilalang
Siul asing terpelanting dari pohon
lalu pecah jadi kalimat
dalam daun-daun
Ada percakapan purba kini
ungkapan yang tersimpan di dasar
serta bisik-bisik
yang tersirat di jagad. Demikian
langit dan bumi
hembusan kata yang misteri
dengan bahasa yang tak kukenal
Tatkala memandang ke dalam
diriku hanya sebuah titik terapung
di antara gelombang
rahasia yang sulit kuterjemahkan
dengan bahasa
Bandung, 1983
Sumber: Basis (Oktober, 1984)
Analisis Puisi:
Puisi "Bahasa" karya Pesu Aftarudin adalah sebuah refleksi puitis yang dalam mengenai makna bahasa, tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jembatan antara realitas dan misteri. Dengan metafora yang kaya dan nada kontemplatif, puisi ini menelusuri dimensi tersembunyi dari bahasa, termasuk kekuatannya untuk menyembunyikan, membentuk, dan mengaburkan makna.
Tema
Tema utama puisi ini adalah bahasa sebagai entitas misterius dan eksistensial. Bahasa dalam puisi ini digambarkan bukan sekadar alat komunikasi manusia, melainkan sebagai kekuatan alam dan spiritual yang sulit dipahami sepenuhnya.
Puisi ini bercerita tentang upaya manusia dalam memahami hakikat bahasa dan makna. Penyair menyampaikan bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk menyembunyikan kata, membentuk percakapan, dan menyimpan pesan-pesan purba yang sulit ditafsirkan. Puisi ini menggambarkan bagaimana bahasa melampaui logika sehari-hari dan menjadi bagian dari alam semesta, bahkan menjadi cermin dari pencarian diri.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa bahasa tidak hanya hadir sebagai sarana ekspresi, tetapi juga sebagai simbol misteri dan keterbatasan manusia dalam memahami dunia dan dirinya sendiri. Manusia hanyalah "titik terapung" di lautan makna yang tak mudah diterjemahkan. Ada kerinduan untuk memahami, namun juga pengakuan bahwa tidak semua hal bisa dijelaskan lewat bahasa.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini menciptakan suasana meditatif dan penuh perenungan, seolah-olah pembaca diajak merenungi keberadaan kata dan bahasa dalam kesunyian. Ada nuansa misteri yang kuat, seiring penyair menggambarkan bahasa sebagai sesuatu yang "tersirat di jagad", dan "hembusan kata yang misteri".
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Amanat dari puisi ini adalah bahwa kita harus menyadari keterbatasan bahasa sebagai alat untuk memahami kenyataan dan diri sendiri. Di balik kemampuan bahasa untuk menjelaskan, ada banyak hal yang tak terucapkan, tersembunyi, dan hanya bisa dirasakan. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk rendah hati dalam mencari makna hidup dan kesadaran.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji-imaji puitis yang menakjubkan:
- "menidurkannya pada rumpun ilalang": menciptakan gambaran alam yang lembut dan penuh rahasia.
- "Siul asing terpelanting dari pohon / lalu pecah jadi kalimat / dalam daun-daun": menghadirkan bayangan suara alam yang menjelma menjadi bahasa.
- "diriku hanya sebuah titik terapung / di antara gelombang": menggambarkan betapa kecil dan terombangnya eksistensi manusia di tengah misteri yang luas.
Majas
Beberapa majas penting yang digunakan antara lain:
- Metafora: Misalnya "bahasa menyembunyikan kata", yang menggambarkan bahwa bahasa bisa mengaburkan makna.
- Personifikasi: "kata yang ditidurkan di rumpun ilalang", memberi kata sifat manusiawi, seolah-olah ia bisa tidur.
- Simbolisme: Banyak simbol digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur tak terdefinisi seperti "hembusan kata", "percakapan purba", atau "gelombang rahasia".
- Hiperbola: Dalam penggambaran tentang bahasa sebagai "hembusan misteri langit dan bumi", tampak adanya pelampauan realitas.
Puisi "Bahasa" karya Pesu Aftarudin adalah sebuah kontemplasi mendalam tentang arti kata, komunikasi, dan keterbatasan manusia dalam menyelami makna. Dengan kekuatan citraan dan majas, penyair menempatkan bahasa bukan sekadar sebagai media teknis, tetapi sebagai unsur eksistensial yang menyentuh langit dan bumi. Dalam dunia yang penuh ujaran, puisi ini mengingatkan kita bahwa tidak semua dapat dijelaskan—bahwa ada makna-makna terdalam yang hanya bisa dirasakan dalam diam dan kesadaran.
Puisi: Bahasa
Karya: Pesu Aftarudin
Biodata Pesu Aftarudin:
- Pesu Aftarudin lahir pada tanggal 11 Oktober 1941 di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
- Pesu Aftarudin meninggal dunia pada tanggal 1 Februari 2019 di Joglo, Ciawi, Tasikmalaya, Jawa Barat.