Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Bisik (Karya Z. Pangaduan Lubis)

Puisi "Bisik" karya Z. Pangaduan Lubis bercerita tentang seseorang yang berada dalam kesendirian dan merasakan bisikan kehidupan yang datang ...
Bisik

        Bisu angkasa
Tiba saat
            Kata penghabisan
menembus menyayat
        Jendela terbuka
amat jauh
        Terasa sendiri
sendiri yang menyeluruh
        Ledakan penghabisan
        Kemudian bisik
melintas-lintas
Antara pepohonan
meranggas
            Aku di sini
        Sendiri
            Bersama ampunan
Bila kau datang bergegas

Sumber: Horison (April, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Bisik" karya Z. Pangaduan Lubis mengajak pembaca untuk merenungkan ketegangan batin yang dialami oleh seorang aku lirik. Lewat bahasa yang penuh dengan simbolisme dan kesunyian, penyair menggambarkan perasaan kesendirian yang mendalam, sekaligus ketidakberdayaan terhadap realitas kehidupan yang keras. Dalam puisi ini, bisikan menjadi motif penting yang menandakan komunikasi antara jiwa dengan alam semesta, sebuah percakapan batin yang tidak terucapkan namun tetap terdengar.

Tema

Tema utama dalam puisi "Bisik" adalah kesendirian dan pencarian makna dalam keheningan. Puisi ini mengungkapkan bagaimana seseorang merasa terisolasi dalam dunia yang luas, dan bagaimana dia mencoba menghadapi kenyataan hidup yang penuh gejolak dengan meresapi bisikan-bisikan halus yang datang dari alam dan perasaan batinnya.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah proses penerimaan terhadap kenyataan hidup yang sering kali penuh dengan keheningan, kesendirian, dan perasaan sepi. Kata-kata terakhir dalam puisi, "Bersama ampunan," menyiratkan bahwa dalam kesendirian dan bisikan yang datang dari alam, ada harapan untuk pembebasan atau pengampunan. Penyair menyiratkan bahwa kita sering berada di ambang kehancuran atau pengakhiran, namun dalam keheningan itu ada ruang untuk merenung dan memaafkan, baik diri sendiri maupun orang lain.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang berada dalam kesendirian dan merasakan bisikan kehidupan yang datang setelah suatu ledakan besar, yang bisa diartikan sebagai sebuah peristiwa penting atau perubahan besar dalam hidup. Aku lirik dalam puisi ini merasa terpisah dari dunia, berdiri dalam keheningan yang amat dalam. Ada sebuah perasaan "sendiri yang menyeluruh," yang menandakan keterasingan tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan spiritual.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini sangat gelap dan penuh keheningan, dengan suasana yang terasa sepi dan kosong. Penggunaan kata-kata seperti "bisu angkasa," "kata penghabisan," dan "terasa sendiri" menggambarkan suasana yang sunyi, seakan-akan dunia telah berhenti dan hanya ada kehampaan yang mengisi ruang. Meskipun demikian, ada juga perasaan yang lebih halus, yaitu sebuah harapan yang datang melalui bisikan yang melintas, yang mungkin menunjukkan sebuah jalan keluar atau ketenangan setelah kekacauan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini bisa diartikan sebagai seruan untuk mencari kedamaian dalam kesendirian dan merenung, untuk menemukan pengampunan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Penyair tampaknya ingin menyampaikan bahwa dalam keheningan dan kesendirian yang mendalam, kita bisa mendengar bisikan-bisikan yang membimbing kita untuk lebih memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji yang menciptakan gambaran visual dan emosional:
  • "Bisu angkasa" menciptakan imaji keheningan yang mencengkeram seluruh ruang, seolah-olah dunia sedang diam, tidak ada suara yang terdengar.
  • "Jendela terbuka amat jauh" menggambarkan perasaan keterasingan dan betapa jauh jarak antara aku lirik dan dunia luar.
  • "Ledakan penghabisan" membangkitkan imaji tentang sebuah akhir yang dramatis, sebuah peristiwa yang mungkin menandai titik balik dalam hidup seseorang.
  • "Antara pepohonan meranggas" menyiratkan alam yang sedang dalam keadaan tidak subur atau sepi, mencerminkan kondisi batin yang kosong atau terabaikan.

Majas

Puisi ini mengandung beberapa majas yang kuat, di antaranya:
  • Metafora: "Ledakan penghabisan" adalah metafora dari sebuah peristiwa atau perubahan besar yang telah terjadi, yang mempengaruhi kehidupan aku lirik.
  • Personifikasi: "Bisik melintas-lintas" memberikan kehidupan pada bisikan, seolah-olah bisikan itu bisa bergerak dan berkomunikasi dengan sang aku lirik.
  • Aliterasi: Pengulangan bunyi "s" dalam kata-kata seperti "sendiri," "sendiri yang menyeluruh," dan "sampai" memberikan efek musikal yang mendalam, memperkuat suasana kesendirian yang dialami aku lirik.
Puisi "Bisik" karya Z. Pangaduan Lubis adalah sebuah karya yang penuh dengan kesendirian dan keheningan, menggambarkan perasaan batin yang dalam setelah mengalami peristiwa penting atau perubahan besar dalam hidup. Melalui tema kesendirian, makna tersirat tentang pencarian makna, dan penggunaan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan dan pengampunan. Penyair menggunakan bahasa yang puitis dan metaforis untuk menciptakan suasana yang penuh dengan ketegangan emosional, namun juga mengandung harapan dan kedamaian dalam kesendirian.

Puisi Z. Pangaduan Lubis
Puisi: Bisik
Karya: Z. Pangaduan Lubis

Biodata Z. Pangaduan Lubis:
  • Z. Pangaduan Lubis lahir pada tanggal 16 Februari 1938 di Muarasipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
  • Z. Pangaduan Lubis meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2011.
© Sepenuhnya. All rights reserved.