Dari Kota Kecil Lawang
kabut putih sekeliling gunung
langit kabur. Warnamu murung
sewaktu gerimis menyulut pipiku
terbakar: pulang, pemburu
Analisis Puisi:
Puisi "Dari Kota Kecil Lawang" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya pendek yang penuh dengan makna dan gambaran yang kuat.
Lokasi Geografis: Puisi ini mengambil latar belakang di "Kota Kecil Lawang." Ini adalah indikasi awal bahwa penyair akan membawa pembaca ke suatu tempat yang mungkin tidak banyak orang kenal. Lokasi ini menciptakan atmosfer yang asing dan memungkinkan penyair untuk menjelajahi tema-tema tertentu yang mungkin terkait dengan tempat ini.
Deskripsi Alam: Di baris pertama puisi, terdapat gambaran tentang "kabut putih sekeliling gunung" dan "langit kabur." Gambaran ini menciptakan suasana yang tenang dan alami. Kabut putih dan langit yang kabur menciptakan kesan ketenangan dan ketidakpastian.
Ekspresi Emosi: Baris selanjutnya, "Warnamu murung," menunjukkan ekspresi emosi yang kuat dalam puisi ini. Kata "murung" menggambarkan perasaan kesedihan atau kegelapan. Penyair mungkin merasa cemas atau tertekan oleh lingkungannya.
Efek Cuaca: Penyair menggunakan cuaca, khususnya gerimis, sebagai elemen penting dalam puisi ini. Gerimis yang menyulut pipi penyair, yang kemudian mengakibatkan perasaan terbakar, bisa menjadi simbol atau metafora dari perasaan yang mendalam atau pengalaman emosional yang intens. Cuaca sering digunakan dalam sastra untuk menciptakan atmosfer atau untuk mencerminkan perasaan karakter dalam cerita.
Kata Penutup: Puisi ini diakhiri dengan kata "pulang, pemburu." Ini bisa diartikan sebagai panggilan untuk kembali ke tempat asal atau mencari kenyamanan. "Pemburu" bisa menjadi metafora bagi seseorang yang sedang mencari atau merenungkan sesuatu. Kata-kata ini menciptakan rasa penyelesaian atau arahan dalam puisi.
Puisi "Dari Kota Kecil Lawang" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang menggambarkan gambaran alam dan ekspresi emosi penyair. Melalui gambaran alam dan cuaca, penyair menciptakan suasana dan atmosfer yang kuat dalam puisi ini. Puisi ini juga bisa diinterpretasikan sebagai representasi perasaan dalam pengalaman hidup seseorang.
Karya: Sapardi Djoko Damono
Biodata Sapardi Djoko Damono:
- Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
- Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
