Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Gunung Agung (Karya Rusli A. Malem)

Puisi "Gunung Agung" karya Rusli A. Malem merangkum keindahan alam dan spiritualitas yang tercermin dari Gunung Agung, yang merupakan gunung ...
Gunung Agung

Berikan aku asap dupa
Sajen dan bunga mawar
Patung buah dada
Di mana Siwa mementil-mentil putingnya

Berikan aku bau dan harum-haruman
Raja dari segala bau
Wangi dan segala harum
Sepah sirih warna darah
Mantera dan serapah

Berikan aku minuman
Air tape pulut merah
Gamelan di sawah-sawah
Berikan aku!
Berikan aku!
Tari dan lagu
Sebelum kiamat kugempakan dalam dirimu.

Sumber: Horison (Juli, 1974)

Analisis Puisi:

Puisi "Gunung Agung" karya Rusli A. Malem merangkum keindahan alam dan spiritualitas yang tercermin dari Gunung Agung, yang merupakan gunung tertinggi di Bali dan sering dianggap sebagai simbol kesucian dan kekuatan.

Permohonan Aromatik dan Keindahan: Dupa, sajen, dan bunga mawar sebagai sajian adalah simbol ritual keagamaan. Permohonan untuk memohon dengan aroma dan keindahan menciptakan suasana sakral dan kedamaian.

Patung Buah Dada Siwa: Patung buah dada Siwa merupakan lambang kesuburan dan kreativitas. Penggambaran Siwa yang "mementil-mentil putingnya" menciptakan gambaran keintiman dan kehidupan.

Bau dan Harum-Haruman: Permohonan akan bau dan harum-haruman menciptakan gambaran akan kehadiran yang suci dan suatu pengorbanan spiritual yang diiringi dengan doa dan pujaan.

Raja dari Segala Bau: Ungkapan ini mungkin mengacu pada Gunung Agung sebagai "raja" yang menguasai dan mengendalikan keharuman dan aroma di sekitarnya.

Sepah Sirih Warna Darah: Sirih yang diwarnai darah menciptakan gambaran keagungan dan kekuatan yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga penuh makna simbolis.

Mantera dan Serapah: Kontras antara mantera (doa) dan serapah menyoroti keberadaan dualitas, baik kebaikan maupun kejahatan, yang merupakan bagian dari pengalaman manusia.

Air Tape Pulut Merah dan Gamelan di Sawah-Sawah: Gambaran minuman dan musik tradisional Bali (gamelan) menciptakan suasana penuh kehidupan dan keceriaan di tengah-tengah keagungan ritual.

Tari, Lagu, dan Gempa Kiamat: Permohonan untuk tari dan lagu mengisyaratkan keinginan untuk merayakan kehidupan dan spiritualitas sebelum kehancuran atau perubahan besar ("gempa kiamat").

Puisi ini merayakan keindahan, spiritualitas, dan kesucian Gunung Agung sebagai simbol puncak kehidupan dan keberadaan manusia yang terkait erat dengan alam dan keagungan rohaniah.

Rusli A. Malem
Puisi: Gunung Agung
Karya: Rusli A. Malem

Biodata Rusli A. Malem:
  • Rusli A. Malem lahir pada tanggal 27 November 1942 di desa Lhok Nibong, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.