Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kota Angin (Karya Beni R. Budiman)

Puisi "Kota Angin" karya Beni R. Budiman menggambarkan berbagai aspek kehidupan dan karakteristik angin dalam konteks perkotaan.
Kota Angin

Ternyata tak hanya di kotaku angin mampu
Menyihir kerikil sebagai gumpalan pasir
Dan menciptakan air mata terus mengalir

Di kotaku yang gersang dan datar
Angin ibarat kepala ular belukar
Runcing dan bertaring
Selalu menjulurkan lidahnya ke udara

Dan di kotamu badannya membentang
Meliuk-liuk seperti kelokan jalan
Melingkar di sepanjang lereng bukit
Ekornya terus mengibas memangkas pepohonan

Di kota kita angin adalah kebenaran
Seperti kulit ular selalu muda
Dan telah menjelma diri kita bersama

Analisis Puisi:

Puisi "Kota Angin" karya Beni R. Budiman adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan dan karakteristik angin dalam konteks perkotaan. Puisi ini memvisualisasikan angin sebagai sebuah entitas yang memiliki daya pengaruh dan makna yang mendalam dalam kehidupan dan lingkungan manusia.

Simbolisme Angin: Dalam puisi ini, angin bukan hanya sebuah elemen alam, tetapi juga memiliki simbolisme yang lebih dalam. Angin digambarkan sebagai kekuatan yang dapat mempengaruhi lingkungan dan emosi manusia. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana angin dapat menjadi metafora bagi perubahan, pengaruh, dan daya tarik dalam kehidupan.

Perbandingan Antar Kota: Puisi ini membandingkan karakteristik angin di dua kota yang berbeda: "kotaku" dan "kotamu." Melalui perbandingan ini, puisi menggambarkan perbedaan dalam sifat dan pengaruh angin di dua tempat tersebut. Perbandingan ini juga menciptakan suasana visual yang membedakan suasana di kedua kota.

Angin Sebagai Kebenaran dan Identitas: Puisi ini menunjukkan bahwa angin di kota mereka adalah kebenaran. Ini mungkin mengacu pada sifat alamiah angin yang tak terbendung dan tak terelakkan. Angin di kota ini juga menggambarkan identitas, seperti kulit ular yang selalu muda dan tidak pernah usang. Ini bisa diartikan sebagai representasi kebenaran yang abadi dan tak tergoyahkan.

Ekspresi dan Pengaruh: Puisi ini mengeksplorasi bagaimana angin dapat menjadi ekspresi yang kuat dan berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan. Angin di kota pembicara memiliki bentuk dan karakter yang unik, seperti kepala ular belukar atau meliuk-liuk seperti kelokan jalan. Hal ini menciptakan gambaran tentang angin sebagai sesuatu yang dinamis dan tidak dapat diprediksi.

Kota Bersama: Puisi ini mengakhiri dengan menyatakan bahwa angin telah menjelma menjadi diri kita bersama. Ini menciptakan perasaan keterhubungan dan kesatuan dengan angin sebagai bagian dari kehidupan dan pengalaman kolektif. Hal ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana alam dan lingkungan memengaruhi dan membentuk identitas kita.

Puisi "Kota Angin" oleh Beni R. Budiman adalah karya yang menggambarkan karakteristik angin dalam konteks kota dan kehidupan manusia. Melalui perbandingan antara dua kota dan penggambaran simbolis angin, puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana angin memiliki pengaruh, karakter, dan makna yang mendalam dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa yang kuat dan visual yang menarik, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya.

Puisi
Puisi: Kota Angin
Karya: Beni R. Budiman

Biodata Beni R. Budiman:
  • Beni R. Budiman lahir di desa Dawuan, Kadipaten, Majalengka, pada tanggal 10 September 1965.
  • Beni R. Budiman meninggal dunia di Bandung pada tanggal 3 Desember 2002.
© Sepenuhnya. All rights reserved.