Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Orkestra Bunga Gugur (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Orkestra Bunga Gugur" karya Dorothea Rosa Herliany mengeksplorasi bagaimana waktu dan pengalaman membentuk luka emosional dan kenangan yang ...
Orkestra Bunga Gugur

Akhirnya hanya kesunyian yang kuterima
dari bingkai lukisan. Pada dinding itu
-tak ada lagi suara, hanya saruk-saruk
kaki menjauh, dan tinggal tik-tok jam
menajamkan luka.

Hanya bunga yang sempat gugur dari pigura
mungkin musim yang telah Kautabur
menyesatkannya ke jagat di luar kaca
(antara tidur dan terjaga)
dan kupungut wanginya
kutanam dalam liang luka.

1987

Sumber: Matahari yang Mengalir (1990)

Catatan:
Puisi ini pernah dimuat di majalah Horison edisi Maret, 1989.

Analisis Puisi:

Puisi "Orkestra Bunga Gugur" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, mengangkat tema kesunyian, kehilangan, dan kenangan. Dengan memanfaatkan gambar dan metafora yang kuat, puisi ini mengeksplorasi bagaimana waktu dan pengalaman membentuk luka emosional dan kenangan yang terus menghantui.

Puisi ini menggambarkan suasana yang penuh dengan kesunyian dan kekosongan, menggunakan elemen visual dan auditori untuk menciptakan atmosfer yang melankolis. Dorothea mengeksplorasi konsep tentang bagaimana elemen-elemen dari kehidupan dan waktu, seperti lukisan, jam, dan bunga, berkontribusi pada rasa kehilangan dan luka emosional.

Eksplorasi Tema dan Simbolisme

  • Kesunyian dari Bingkai Lukisan: "Akhirnya hanya kesunyian yang kuterima dari bingkai lukisan" membuka puisi dengan penggambaran tentang kesunyian yang dihasilkan dari objek yang diam dan tak bergerak. Bingkai lukisan melambangkan sesuatu yang telah berhenti berkembang atau mengalami perubahan, dan kesunyian di sini mencerminkan kekosongan emosional yang dirasakan setelah kehilangan atau perpisahan.
  • Jam dan Luka: "Dan tinggal tik-tok jam menajamkan luka" menggunakan suara jam yang berdetak sebagai metafora untuk bagaimana waktu terus berlanjut dan membuat luka emosional semakin tajam. Jam yang berdetak menciptakan rasa kontinuitas dan penekanan pada bagaimana waktu dapat memperdalam rasa sakit dan mengingatkan kita pada kesedihan yang ada.

Bunga dan Musim

  • Bunga yang Gugur: "Hanya bunga yang sempat gugur dari pigura" mengaitkan bunga dengan sesuatu yang indah namun sementara, menggambarkan sesuatu yang telah hilang atau berakhir. Bunga yang gugur mencerminkan keindahan yang telah pudar atau masa lalu yang tidak lagi dapat kembali.
  • Musim dan Kaca: "Mungkin musim yang telah Kautabur menyesatkannya ke jagat di luar kaca" menunjukkan bahwa perubahan musim atau waktu mempengaruhi keadaan bunga. Kaca di sini bisa melambangkan batasan atau jarak antara dunia luar dan pengalaman pribadi. Bunga yang "tersesat" di luar kaca mencerminkan perasaan terasing dan kesulitan dalam menghubungkan dengan kenyataan atau pengalaman masa lalu.

Wangian dan Liang Luka

  • Memungut Wangian: "Dan kupungut wanginya kutanam dalam liang luka" menggambarkan bagaimana seseorang mencoba untuk menyimpan atau memelihara kenangan dari sesuatu yang telah hilang. Wangian bunga menjadi simbol dari kenangan yang indah dan emosi yang tersisa setelah kehilangan. Menanam wangian dalam luka melambangkan upaya untuk menyimpan kenangan tersebut dalam hati dan membiarkannya tetap hidup meskipun ada rasa sakit.
Puisi "Orkestra Bunga Gugur" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana waktu, kesunyian, dan kehilangan membentuk pengalaman emosional kita. Dengan menggunakan simbolisme lukisan, jam, dan bunga, Dorothea menciptakan gambaran yang kuat tentang bagaimana kita berurusan dengan luka dan kenangan yang tertinggal setelah peristiwa penting dalam hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita memelihara kenangan dan menghadapinya dengan cara yang penuh dengan introspeksi dan kepekaan terhadap waktu yang terus berlalu.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Orkestra Bunga Gugur
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.