Analisis Puisi:
Puisi "Pesan Sang Ibu" karya Winarso adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema revolusi, kejujuran, dan perjuangan melawan penguasa yang korup.
Kerinduan kepada Sang Ibu: Puisi ini dimulai dengan ekspresi kerinduan sang penulis kepada ibunya. Ia mengingat saat-saat di mana ibunya membelainya dan menyentuh hatinya dengan kasih sayang. Hal ini menciptakan kontras dengan suasana yang akan datang dalam puisi.
Pedang sebagai Simbol Perjuangan: Penyair menyebutkan penggunaan pedang sebagai simbol perjuangan atau revolusi. Pedang menggambarkan tekad untuk melawan ketidakadilan dan kezaliman yang ada dalam tatanan sosial dan politik.
Pesan Revolusi: Sang ibu memberikan pesan penting kepada anaknya. Ia menyarankan agar anaknya tetap berkata-kata dan bersuara dalam perjuangan. Pesan ini mencerminkan pentingnya perlawanan terhadap ketidakadilan dan korupsi.
Kritik terhadap Penguasa: Puisi ini menyampaikan kritik tajam terhadap penguasa yang korup dan munafik. Penyair menggambarkan penguasa sebagai mereka yang berpura-pura bersolek di depan kaca, tetapi penuh dengan noda dan kebusukan di belakang layar.
Pembangunan Revolusi: Penyair merinci bahwa revolusi bukanlah sekadar mencari kemenangan atau kekalahan, tetapi sebuah perjalanan menuju kebenaran dan kejujuran. Ia mengajak untuk menentang penguasa yang korup dan memperjuangkan revolusi untuk perubahan yang lebih baik.
Puisi "Pesan Sang Ibu" karya Winarso adalah sebuah karya sastra yang memotivasi pembaca untuk berani melawan ketidakadilan dan korupsi dalam masyarakat. Sang ibu sebagai simbol nasihat dan kebijaksanaan memandu anaknya menuju perjuangan revolusi yang dipandang sebagai satu-satunya jalan menuju kebenaran dan keadilan. Puisi ini menciptakan semangat untuk bersuara dan bergerak demi perubahan yang lebih baik dalam tatanan sosial dan politik.
