Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Semut (Karya Halis LS)

Puisi "Semut" karya Halis LS bercerita tentang kehadiran seekor semut dalam mimpi si penyair. Bukan sekadar hadir, semut ini tampaknya menyusup ...
Semut

seekor semut
bagaimana masuk dalam mimpiku
menempuh perjalanan ini
menyusup gang-gang gelapnya
mencari mangsa.

bagaimana tahu
mimpiku yang gelap
seekor semut lewat dalamnya
mungkin gerinjal kaki-kakinya
membangkitkan rasa aneh bagi kulit.

tapi tiba-tiba menghilang
dari tangkapku
mimpiku yang lepas, mau kucari
di mana.

kecuali rasa aneh itu
menggigit-gigit
tapi pasti, semut yang sedang kucari.

Sumber: Horison (Maret, 1977)

Analisis Puisi:

Puisi "Semut" karya Halis LS tampak sederhana pada permukaan: hanya berbicara tentang seekor semut yang muncul dalam mimpi. Namun, seperti banyak puisi simbolik lainnya, lapisan maknanya menyimpan lebih dari sekadar kisah kecil tentang binatang. Dalam puisi ini, Halis LS menghadirkan perjalanan batin yang halus namun menyentak, tentang gangguan, pencarian, dan sensasi yang tak bisa dijelaskan secara logika.

Tema

Tema utama puisi ini adalah gangguan bawah sadar dan pencarian makna dalam pengalaman tak nyata. Lewat simbol seekor semut, penyair menggambarkan sesuatu yang kecil tapi mengusik—bisa berarti rasa bersalah, trauma, atau pertanyaan eksistensial—yang menyelinap ke dalam mimpi dan membekas di pikiran.

Puisi ini bercerita tentang kehadiran seekor semut dalam mimpi si penyair. Bukan sekadar hadir, semut ini tampaknya menyusup secara tidak wajar ke dalam dunia bawah sadar, menimbulkan rasa aneh yang bahkan bisa dirasakan secara fisik: "mungkin gerinjal kaki-kakinya membangkitkan rasa aneh bagi kulit." Namun, ketika si penyair mencoba menyadarinya, semut itu sudah menghilang. Yang tersisa hanyalah sensasi yang terus menggigit—dan pencarian yang tak kunjung selesai.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini bisa ditafsirkan sebagai representasi dari gangguan kecil dalam hidup yang terus membekas di pikiran, bahkan saat tidur. Semut menjadi simbol dari hal-hal yang kita anggap sepele, namun sebenarnya membawa dampak yang mendalam. Bisa jadi ini tentang kenangan masa lalu, dosa yang tak terselesaikan, atau rasa bersalah yang terus mengendap di bawah sadar. Mimpi menjadi medan di mana hal-hal tersembunyi itu muncul ke permukaan dan mengusik ketenangan batin.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa surreal, cemas, dan ambigu. Pembaca dibawa ke dalam dunia mimpi yang gelap, tempat gang-gang sunyi menjadi jalur perjalanan semut. Ada kegelisahan yang samar, semacam perasaan tidak nyaman yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Halis LS dengan lihai menciptakan atmosfer tersebut tanpa perlu menyebutkannya secara langsung.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang bisa ditarik dari puisi ini adalah bahwa hal-hal kecil sekalipun dapat mengusik ketenangan batin manusia, terutama jika tidak disadari atau diabaikan. Mimpi adalah refleksi dari bawah sadar, dan ketika sesuatu hadir dalam mimpi, mungkin itu menandakan kita belum selesai dengan persoalan-persoalan tertentu dalam hidup nyata. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap gangguan-gangguan batin, sekecil apapun.

Imaji

Puisi ini mengandalkan imaji visual dan taktil (perabaan) yang halus namun kuat:
  • “semut... menyusup gang-gang gelapnya” menghadirkan imaji visual tentang sesuatu yang merayap secara diam-diam dalam ruang gelap.
  • “gerinjal kaki-kakinya membangkitkan rasa aneh bagi kulit” adalah imaji perabaan yang menggugah: kita seolah bisa merasakan sensasi itu sendiri, seperti digelitik atau digigit oleh semut.
  • “menggigit-gigit” memperkuat imaji rasa yang menetap dan mengganggu.
Imaji-imaji ini mendekatkan pengalaman pembaca pada dunia batin si penyair, dan bahkan membuat kita bertanya pada diri sendiri: apakah kita juga sedang "digigit" oleh semacam semut di dalam mimpi kita?

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkaya kedalaman makna:
  • Personifikasi: Semut digambarkan seolah tahu arah dan tujuan, bahkan bisa “menempuh perjalanan”, “menyusup”, dan “mencari mangsa”.
  • Metafora: Semut bukan hanya hewan kecil, melainkan lambang dari gangguan batin atau kenangan yang menggigit kesadaran.
  • Hiperbola (implisit): Rasa yang ditimbulkan oleh semut digambarkan begitu kuat hingga menjadi sensasi yang membekas dan dicari-cari.
  • Simbolisme: Semut sebagai lambang dari hal kecil tapi berarti, dan mimpi sebagai cerminan dunia bawah sadar.
Puisi "Semut" karya Halis LS adalah puisi pendek namun sarat makna. Lewat simbol seekor semut, penyair mengajak pembaca untuk menyelami gangguan-gangguan kecil dalam hidup yang kadang luput kita sadari namun tetap membekas dan terus “menggigit”. Dengan tema pencarian dan gangguan batin, makna tersirat yang reflektif, serta imaji dan majas yang tajam dan halus sekaligus, puisi ini menyuguhkan pengalaman membaca yang kaya dan mendalam.

Halis LS
Puisi: Semut
Karya: Halis LS

Biodata Halis LS:
  • Halis LS lahir pada tanggal 28 Oktober 1944 di Mayong.
© Sepenuhnya. All rights reserved.