Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Aku Malu (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Aku Malu" karya Aspar Paturusi bercerita tentang seorang individu yang merasa malu kepada Tuhan karena hanya mendekat saat mengalami ...
Aku Malu

bila aku didera duka
segera aku mengadu pada-Mu
bila aku bergelimang suka
aku hanyut dan berlupa

perkenankan kucari malu
yang diam di pojok hati
perkenankan kusentuh nurani
selalu kuhalangi selama ini

aku malu pada-Mu
mengulang  doa lama
mensujudkan harapan

saat duka terhalau
kulalaikan sujudku

ketika terbuai suka cita
kusimpan segala doa

betapa kental
malu lekat di wajahku

Jakarta, 4 November 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Malu" karya Aspar Paturusi merupakan refleksi spiritual yang mengajak pembaca merenungi relasi pribadi dengan Tuhan. Dengan bahasa yang jujur dan lirih, penyair menyampaikan pengakuan yang sangat manusiawi: kecenderungan untuk mendekat kepada Tuhan hanya saat berada dalam kesulitan, dan melupakannya ketika bahagia.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah penyesalan dan rasa malu atas sikap religius yang tidak konsisten. Penyair menyoroti hubungan yang tidak seimbang antara manusia dan Tuhan—di mana Tuhan sering hanya dicari saat kesusahan.

Puisi ini bercerita tentang seorang individu yang merasa malu kepada Tuhan karena hanya mendekat saat mengalami penderitaan, dan melupakan Tuhan ketika berada dalam kebahagiaan. Dalam suasana perenungan, penyair menyadari kealpaan diri dan berusaha mencari kembali kejujuran hati.

Baris seperti:

“bila aku didera duka
segera aku mengadu pada-Mu”

“bila aku bergelimang suka
aku hanyut dan berlupa”

menjadi inti dari narasi dalam puisi ini: sebuah pengakuan tentang sikap spiritual yang tergantung situasi.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik batin terhadap kebiasaan manusia yang bersifat oportunistik dalam beragama atau berdoa. Tuhan menjadi tempat bergantung hanya saat susah, dan dilupakan ketika senang. Hal ini mencerminkan keimanan yang belum matang dan butuh pendewasaan spiritual.

Selain itu, puisi ini juga menyiratkan dorongan untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan batin dengan Tuhan, bukan hanya secara ritual, tetapi secara emosional dan moral.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang dominan dalam puisi ini adalah hening, malu, dan penuh penyesalan. Ada kesan lirih dan rendah hati dalam pengakuan yang diungkapkan penyair. Tidak ada nada marah atau menghakimi, hanya kesadaran yang jujur dan menyentuh.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa:
  • Hubungan dengan Tuhan seharusnya bersifat konstan, baik dalam suka maupun duka.
  • Manusia perlu lebih jujur dan rendah hati dalam beragama, serta tidak hanya mengingat Tuhan saat terdesak.
  • Introspeksi diri sangat penting untuk menjaga keikhlasan spiritual, dan tidak sekadar bersifat reaktif terhadap keadaan.
Baris:

“aku malu pada-Mu
mengulang doa lama
mensujudkan harapan”

menyiratkan bahwa meskipun doa itu diulang-ulang, ada kesadaran bahwa doa itu kerap datang hanya dari kondisi terpaksa.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji emosional dan spiritual:
  • Imaji emosional: “aku malu pada-Mu”, “betapa kental malu lekat di wajahku” — membawa pembaca ke dalam nuansa batin yang sedang bergumul.
  • Imaji spiritual: “mensujudkan harapan”, “kulalaikan sujudku” — memberikan gambaran religius tentang seseorang yang pernah khusyuk namun kemudian lupa.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “malu lekat di wajahku” — malu digambarkan seolah-olah bisa melekat seperti benda fisik.
  • Metafora: “kusentuh nurani” — menyentuh nurani merupakan metafora untuk menyadari atau menelusuri suara hati yang selama ini diabaikan.
  • Paradoks: “aku malu pada-Mu / mengulang doa lama” — pernyataan yang tampak bertentangan namun sebenarnya menyampaikan kenyataan batin yang mendalam.
Puisi "Aku Malu" merupakan karya kontemplatif yang menyentuh sisi terdalam jiwa. Ia tidak menggurui, namun dengan kejujuran yang lembut, mengajak pembaca bercermin: sudahkah kita setia dalam berdoa di saat suka dan duka? Aspar Paturusi mengemas perenungan religius ini dalam diksi yang sederhana namun sarat makna.

Aspar Paturusi
Puisi: Aku Malu
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.