Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Buku Kosong (Karya S. Rukiah Kertapati)

Puisi "Buku Kosong" karya S. Rukiah Kertapati menggambarkan hubungan antara dua orang yang pernah berpisah dan berusaha untuk kembali bersatu.
Buku Kosong


Sewaktu kita mau berpisah
Kau berikan dulu buku kosong seribu lembar
Dengan mata yang meminta,
Sinarmu lunak berkata:
Masukkan semua isi hidupmu
penuhi ini lembaran kertas seribu
dengan tinta dan tulisan berbunga-bunga

Kutinggalkan rumahmu sunyi,
aku berjalan dinyanyikan matari pagi.
Sewaktu kita berjumpa pula,
aku datang diiringkan angin malam.
Kuketuk pintu rumahmu,
tampak di dalam:
Engkau tenang berdua dengan pelita,
bercahaya satu!
Tanganmu mengulur meminta buku yang dulu!

Aku gemetar,
Kau buka selembar demi selembar.
aku tunduk!
di tanganmu buku nampak
kosong merata tiada isi
hanya garis mati dan coretan hampir pudar,
tak berarti!

Seperti biasa:
Dengan mata yang meminta.
Sinarmu lunak berkata-kata:
Buat apa
Ini garis-garis mati tiada guna!

Sumber: Tandus (1952)

Analisis Puisi:

Puisi "Buku Kosong" karya S. Rukiah Kertapati menggambarkan hubungan antara dua orang yang pernah berpisah dan berusaha untuk kembali bersatu. Puisi ini menyampaikan pesan tentang perubahan dalam hidup dan kehilangan apa yang dulu pernah ada.

Buku Kosong sebagai Simbol: Judul puisi, "Buku Kosong," menciptakan gambaran simbolis tentang lembaran-lembaran kosong yang menggambarkan kehidupan atau pengalaman manusia. Buku ini melambangkan masa lalu yang telah terjadi dan memiliki banyak lembaran kosong yang siap diisi oleh pengalaman hidup.

Berpisah dan Bertemu Kembali: Puisi ini menggambarkan dua momen dalam kehidupan kedua karakter utama: saat berpisah dan saat bertemu kembali. Berpisahnya mereka dijelaskan dengan pemberian "buku kosong" oleh salah satu karakter kepada yang lain. Ini mencerminkan awal perpisahan dan perubahan dalam hidup mereka.

Permintaan Mata dan Sinar Lunak: Puisi ini menggambarkan mata yang meminta dan sinar lunak yang berkata-kata. Ini menciptakan perasaan bahwa ada komunikasi emosional dan permintaan yang dalam antara kedua karakter. Mereka mencoba untuk berhubungan kembali dan mengisi lembaran kosong dalam hidup mereka.

Perubahan dalam Hidup: Puisi ini mencerminkan perubahan dalam hidup manusia. Saat karakter kembali, dia menemukan bahwa buku yang pernah diberikan kepadanya kini telah kosong dan tidak memiliki makna apa pun. Ini dapat diartikan sebagai perubahan dalam hubungan, hilangnya kenangan, atau perubahan dalam pandangan hidup.

Garisan Mati dan Coretan Hampir Pudar: Deskripsi mengenai isi buku yang "kosong merata" dengan "garis-garis mati" dan "coretan hampir pudar" menyoroti bagaimana pengalaman hidup dapat berubah dan menjadi pudar seiring berjalannya waktu. Hal ini mencerminkan perasaan kehilangan atau ketidakbermaknaan dalam hidup.

Sinarmu Lunak Berkata-kata: Sinarmu yang "lunak berkata-kata" menunjukkan bahwa ada usaha untuk berkomunikasi dan memahami antara kedua karakter. Namun, realitas yang dihadapi adalah buku yang kosong dan tidak memiliki makna yang jelas.

Penyimpangan dari Harapan: Puisi ini menciptakan perasaan bahwa apa yang dulu diharapkan dan diinginkan oleh kedua karakter tidak terwujud. Ada perasaan kekecewaan dan mungkin juga ketidakpastian tentang masa depan.

Puisi "Buku Kosong" adalah refleksi tentang perubahan dalam hidup dan bagaimana hubungan antara manusia dapat berubah seiring waktu. Ia juga menyoroti perasaan kehilangan, kekecewaan, dan perubahan dalam pandangan hidup.

S. Rukiah Kertapati
Puisi: Buku Kosong
Karya: S. Rukiah Kertapati

Biodata S. Rukiah Kertapati:
  • S. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta.
  • S. Rukiah menikah dengan Sidik Kertapati pada tanggal 2 Februari 1952 di Purwakarta.
  • S. Rukiah meninggal dunia pada tanggal 6 Juni 1996 di Purwakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.