Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dua Kota (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Dua Kota" karya Ajip Rosidi bercerita tentang dua tempat yang menggambarkan kondisi batin manusia. Kota pertama adalah ruang puitik tempat ...
Dua Kota

Suatu kota dalam bayangan bulan, cintaku
Nyanyian masa kanak yang telah jauh
Iringan suling mengombaki sepi abadi
Merayap pelan mengetuk jendela setiap hati
Yang terbuka bagi petualangan jiwa

Suatu kota mandi sinar matahari
Impian jauh harapan jauh
Derak kendaraan tanpa istirah
Yang terbuka bagi desah manusia
Menghela beban besi

1958

Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960)

Analisis Puisi:

Puisi "Dua Kota" karya Ajip Rosidi menyuguhkan perbandingan puitik antara dua dunia: satu kota yang hadir dalam bayangan kenangan masa lalu, dan satu kota yang riil, keras, dan sibuk dalam dunia nyata. Lewat diksi yang lembut dan padat makna, puisi ini menghadirkan renungan mendalam tentang pergeseran nilai, waktu, dan makna eksistensi manusia dalam perkembangan peradaban.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kontras antara nostalgia masa lalu dan realitas kehidupan modern. Penyair membandingkan dua kota, yang masing-masing mewakili dunia batin dan dunia lahir, masa kecil dan kedewasaan, ketenangan dan hiruk pikuk.

Makna Tersirat

Puisi ini mengandung makna tersirat tentang kerinduan akan kesederhanaan, ketenangan, dan kedalaman batin, yang kian terpinggirkan oleh dunia modern yang keras, cepat, dan melelahkan. Kota pertama—dalam bayangan bulan—bisa dibaca sebagai simbol dunia batin atau kenangan masa kecil yang penuh keindahan dan makna. Sementara kota kedua—yang mandi sinar matahari—melambangkan dunia dewasa yang realistis, penuh kesibukan, tetapi kosong secara spiritual.

Puisi ini bercerita tentang dua tempat yang menggambarkan kondisi batin manusia. Kota pertama adalah ruang puitik tempat nyanyian masa kecil, suling, dan petualangan jiwa bergema. Kota ini merepresentasikan masa lalu yang lembut dan damai. Kota kedua adalah dunia nyata, keras, penuh harapan dan impian yang menjauh, serta hiruk pikuk kendaraan dan beban manusia modern. Ini adalah dunia saat ini, tempat kehidupan dipenuhi keletihan dan rutinitas.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang ditampilkan sangat kontras:
  1. Kota pertama menciptakan suasana melankolis dan tenang, penuh rasa rindu, sepi yang indah, dan ketenangan spiritual.
  2. Kota kedua menampilkan suasana panas, padat, sibuk, dan berat, dengan gambaran kendaraan, harapan jauh, dan beban hidup.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa dalam kemajuan zaman, jangan sampai manusia kehilangan jati diri batiniah dan kenangan yang membentuknya. Ada nilai-nilai yang tidak bisa digantikan oleh hiruk-pikuk modernitas: ketulusan, kedamaian batin, dan ruang untuk petualangan jiwa.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual dan auditif, antara lain:
  • "Suatu kota dalam bayangan bulan" – menciptakan citra malam yang lembut dan penuh kenangan.
  • "Iringan suling mengombaki sepi abadi" – suara suling menghidupkan suasana batin yang hening dan damai.
  • "Suatu kota mandi sinar matahari" – gambaran kota terang dan sibuk.
  • "Derak kendaraan tanpa istirah" – imaji suara yang menggambarkan hiruk pikuk kota.

Majas

Puisi ini memanfaatkan beberapa majas:
  • Metafora: dua kota dipakai sebagai simbol dari dua sisi kehidupan manusia—masa lalu dan masa kini, batin dan lahir.
  • Personifikasi: "mengombaki sepi abadi", sepi digambarkan seperti lautan yang bisa diombak oleh suling.
  • Antitesis: kontras yang sangat tajam antara “bayangan bulan” dengan “sinar matahari”, “nyanyian masa kanak” dengan “derak kendaraan”.
  • Repetisi tematik: pengulangan struktur “Suatu kota…” mempertegas pembandingan dan memberi irama puitik.
Puisi "Dua Kota" karya Ajip Rosidi adalah refleksi halus tentang benturan antara dunia batin yang puitis dan kehidupan modern yang bising serta melelahkan. Lewat simbol dua kota, Ajip menyampaikan kekhawatiran atas hilangnya nilai-nilai spiritual dan kesederhanaan dalam arus zaman. Dengan imaji kuat dan bahasa yang penuh nuansa, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungi kembali asal-usul batin kita di tengah derasnya arus modernitas.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Dua Kota
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.