Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kepada Petualang (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Dalam puisi “Kepada Petualang”, penyair Nenden Lilis Aisyah mengangkat tema yang dekat dengan batin banyak orang—perjalanan dan makna kepulangan.
Kepada Petualang

seseorang yang berat untuk pulang
hanya akan menjadi petualang
mana mungkin mencari jalan tuk kembali

tapi seorang pengembara, dengan pengembaraan
para pengelana dalam riwayat hidup suci
akan mengerti makna pulang yang sejati.

2005

Analisis Puisi:

Dalam puisi “Kepada Petualang”, penyair Nenden Lilis Aisyah mengangkat tema yang dekat dengan batin banyak orang—perjalanan dan makna kepulangan. Meski singkat, puisi ini menyimpan kedalaman makna dan renungan eksistensial tentang arah hidup, tujuan perjalanan, dan kesadaran spiritual.

Tema

Puisi ini mengangkat tema tentang perjalanan hidup dan pencarian makna sejati dari “pulang”. Bukan sekadar kembali ke tempat asal secara fisik, tetapi juga pulang dalam arti rohani: kembali ke jati diri, nilai-nilai luhur, atau bahkan kepada Tuhan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah perbedaan antara petualang yang berkelana tanpa tujuan dan pengembara yang sadar akan arah dan makna perjalanannya. Petualang mungkin tak lagi mengenal jalan kembali, tersesat dalam pencarian yang sia-sia. Sebaliknya, pengembara justru semakin memahami makna sejati pulang karena perjalanan hidupnya adalah bagian dari pencarian nilai spiritual dan moral.

Puisi ini bercerita tentang dua jenis manusia dalam menjalani kehidupan:
  • Petualang: yang tidak berniat kembali, lelah atau terasing dari akar, dan kehilangan arah.
  • Pengembara: yang menjalani perjalanan sebagai bentuk pencarian diri, kesadaran, dan nilai.
Puisi ini mengajak pembaca merenungkan: kita ini petualang atau pengembara?

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini bersifat reflektif dan kontemplatif. Pembaca diajak untuk merenung tentang makna hidup, arah yang dituju, dan pentingnya kembali kepada nilai-nilai sejati yang mungkin terlupakan dalam riuhnya kehidupan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat dari puisi ini adalah bahwa perjalanan hidup seharusnya dijalani dengan kesadaran dan tujuan. Jangan menjadi petualang yang kehilangan arah, melainkan jadilah pengembara yang belajar dari langkah-langkahnya, hingga akhirnya mengerti arti pulang—sebuah kembali yang tak selalu ke tempat, tapi bisa ke hati, nilai, atau spiritualitas.

Imaji

Meski sederhana, puisi ini memunculkan imaji tentang perjalanan dan kepulangan, seperti:
  • “mencari jalan tuk kembali” – menghadirkan citra tentang seseorang yang tersesat atau mencari arah.
  • “pengembara dalam riwayat hidup suci” – menimbulkan gambaran tentang sosok spiritual atau bijak yang mengalami banyak hal untuk mengerti kebenaran.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini:
  • Metafora: kata “petualang” dan “pengembara” bukan hanya menyiratkan orang yang bepergian, tetapi mewakili cara manusia menjalani hidup.
  • Personifikasi: “riwayat hidup suci” memberi kesan seolah hidup memiliki kesucian dan arah yang bisa disadari oleh yang menjalaninya.
  • Antitesis: puisi membandingkan dua sosok—petualang dan pengembara—untuk menekankan perbedaan cara pandang terhadap hidup dan kepulangan.
Puisi “Kepada Petualang” mengajak kita untuk lebih sadar dalam menjalani kehidupan. Ia menyuguhkan perenungan bahwa pulang bukan sekadar arah geografis, melainkan arah batin dan kesadaran spiritual. Melalui simbol petualang dan pengembara, puisi ini mengingatkan kita untuk tidak tersesat dalam perjalanan hidup yang fana, dan mengajak untuk memahami kembali makna pulang yang sejati.

Nenden Lilis Aisyah
Puisi: Kepada Petualang
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Biodata Nenden Lilis Aisyah:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.