Sumber: Siasat Baru (1959)
Analisis Puisi:
Puisi "Lagu Akhir Juli" karya Surachman R.M. terdiri dari tiga bagian yang membentuk satu kesatuan utuh. Puisi ini memuat refleksi yang dalam tentang perubahan, kehilangan harapan, dan ketidakpastian hidup, digambarkan lewat metafora-musim dan elemen alam. Penyair menaruh perhatian pada akhir Juli—masa transisi simbolik—sebagai latar waktu yang menyuarakan kegamangan batin.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah ketidakpastian dan kegagalan harapan, terutama yang berkaitan dengan janji dan perjalanan hidup. Terdapat juga subtema seperti perubahan, kehilangan arah, dan kehampaan batin, yang mempertegas suasana akhir dari sebuah fase kehidupan.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah tentang kekecewaan yang lahir dari harapan yang tak terpenuhi. “Bulan sabit akhir Juli” bukan hanya penanda waktu, melainkan simbol dari sesuatu yang belum sempurna—harapan yang belum bulat atau cita-cita yang belum terwujud. Penyair tampaknya ingin menunjukkan bahwa dalam hidup, tidak semua janji akan ditepati, tidak semua keyakinan akan bertahan, dan perjalanan selalu diiringi keraguan.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang berada di ambang kehilangan harapan, di masa ketika janji, cinta, dan kepercayaan mulai meredup. Gambar-gambar alam digunakan untuk menggambarkan proses tersebut: mawar yang tumbuh liar, daun yang rontok, pelampung yang oleng, dan kepundan yang hanya berisi belerang.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini cenderung melankolis, kontemplatif, dan sedikit getir. Ada rasa ragu dan kehilangan arah yang muncul secara bertahap dari bagian pertama hingga bagian ketiga. Pembaca diajak merasakan kegetiran lewat suasana musim, cuaca, dan metafora visual yang sarat makna.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa tidak semua perjalanan hidup berakhir indah, dan kadang kita harus menerima rontoknya harapan serta ketidaktahuan tentang masa depan. Namun, di balik itu terselip ajakan untuk merenung dan terus berjalan, meskipun dengan keraguan dan luka. “Petualang kapan pulang?” menjadi seruan puitis tentang mencari arah pulang—baik secara fisik maupun spiritual.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji alam dan simbolis, antara lain:
- “bulan sabit akhir Juli” – simbol waktu yang belum penuh, metafora dari harapan setengah jadi.
- “mekar mawar kaki pagar”, “daun keyakinan rontok” – imaji tumbuhan untuk menyiratkan pertumbuhan dan kejatuhan.
- “pelampung harapan oleng” – imaji laut yang menunjukkan ketidakseimbangan dan krisis dalam keyakinan.
- “mentari menyorot kabut” – pengharapan samar di tengah kebingungan.
Majas
Puisi ini menggunakan berbagai majas, di antaranya:
- Metafora: “pelampung harapan oleng” menggambarkan harapan yang tak stabil.
- Personifikasi: “kerut laut tahu surut” memberi sifat manusia pada laut.
- Simbolisme: “bulan sabit akhir Juli” sebagai simbol waktu yang tidak tuntas, fase perubahan dan ketidakpastian.
Puisi "Lagu Akhir Juli" karya Surachman R.M. merupakan karya puitis yang menggambarkan masa transisi dan perasaan getir yang lahir dari harapan yang tak tercapai. Dengan gaya bahasa yang padat makna dan penuh simbolisme alam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang kejatuhan dan ketidakpastian dalam hidup, tetapi juga membuka ruang untuk harapan di tengah keraguan.
Puisi: Lagu Akhir Juli
Karya: Surachman R.M.
Biodata Surachman R.M.:
- Surachman R.M. lahir pada tanggal 13 September 1936 di Garut, Jawa Barat.