Sumber: Catatan Suasana (1982)
Sumber: Luka Bunga (1991)
Analisis Puisi:
Slamet Sukirnanto, seorang penyair dengan kepekaan spiritual dan estetik yang khas, menulis dua puisi berjudul “Perempuan” yang dihimpun dalam dua buku puisi berbeda. Kedua puisi tersebut tidak hanya menggambarkan sosok perempuan, tetapi juga menggambarkan perubahan pendekatan artistik dan pengalaman batin penyair dalam melihat eksistensi perempuan.
Perempuan (Catatan Suasana, 1982)
Tema
Tema utama puisi ini adalah perempuan sebagai sosok yang misterius, menggetarkan, dan mempengaruhi secara emosional dan spiritual. Ada ketegangan antara kekaguman dan kegamangan terhadap kekuatan feminin yang tidak selalu terjelaskan.
Makna Tersirat
Perempuan dalam puisi ini dimaknai sebagai sungai kehidupan, tempat di mana lelaki mengembara, tersesat, dan tenggelam dalam arus batin yang tidak bisa dijelaskan. Ia merupakan simbol dari daya hidup dan kekuatan bawah sadar yang mengguncang dan menantang eksistensi lelaki.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman batin lelaki yang menghadapi perempuan sebagai misteri. Lelaki hanyut dalam sosok perempuan—dalam suara, gerak, dan batin yang dalam. Terdapat semacam pertempuran spiritual antara keinginan untuk memahami dan keterbatasan untuk mengungkap.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini membawa suasana kabur, magis, bahkan mistis, seakan berjalan dalam kabut atau mimpi. Atmosfernya murung, berat, dan dalam.
Amanat / Pesan
Perempuan bukan semata objek kekaguman atau keinginan, tetapi juga simbol kekuatan emosional dan spiritual yang rumit dan dalam. Lelaki tidak selalu bisa kembali sama setelah bersinggungan dengan kedalaman batin perempuan.
Imaji
Sungai, sampan, kabut, pilar-pilar batin, pusaran kali adalah imaji kuat yang membawa pembaca pada suasana perenungan yang deras dan emosional.
Imaji malam dan bulan juga menguatkan suasana magis yang misterius.
Majas
- Metafora: perempuan diibaratkan sebagai sungai atau arus batin yang menggulung dan menenggelamkan.
- Personifikasi: bulan mencelupkan wajahnya — menambah unsur magis dan keintiman alam.
- Simbolisme: gerbang, pilar batin, dan pusaran menjadi simbol kompleksitas batin dan spiritualitas perempuan.
Perempuan (Luka Bunga, 1991)
Tema
Puisi ini mengangkat tema perempuan sebagai sosok yang halus, tidak bisa ditangkap, dan meninggalkan jejak emosional yang mendalam.
Makna Tersirat
Perempuan di sini dimaknai sebagai kehadiran yang singkat, lembut, namun menggelisahkan. Ia datang bagaikan kapas yang ringan dan tak menetap, namun sempat menggetarkan hati yang was-was.
Puisi ini bercerita tentang momen kedatangan perempuan — seperti angin atau perasaan singkat yang melintas, namun berdampak. Ia menjadi kekuatan lembut yang menggugah batin, dan segera menghilang.
Suasana dalam Puisi
Suasana yang muncul dalam puisi ini adalah hening, lembut, dan sedikit melankolis. Tidak ada konflik terbuka, tetapi ada getaran batin yang tersirat dari hati yang was-was.
Amanat / Pesan
Puisi ini menyiratkan bahwa kadang yang paling menyentuh adalah yang paling ringan dan cepat berlalu. Kehadiran yang singkat pun bisa mengguncang hati yang gelisah.
Imaji
Sehelai kapas, batang kering, diterbangkan angin, dan hatimu was-was adalah imaji lembut dan mengarah pada kepekaan batin.
Majas
- Simile (Perbandingan langsung): bagaikan sehelai kapas menggambarkan keringanan dan kefanaan perempuan.
- Personifikasi: angin sebagai penggerak yang membuat kapas memuncak, memberi kesan dunia batin yang aktif.
Dua Wajah, Satu Judul
Meski sama-sama berjudul "Perempuan", puisi dari Catatan Suasana (1982) dan Luka Bunga (1991) menyuguhkan dua pendekatan yang sangat berbeda. Yang pertama menghadirkan perempuan sebagai misteri dan pusaran batin, sedangkan yang kedua menyuguhkan perempuan sebagai hembusan lembut yang singkat namun membekas. Keduanya mengangkat tema relasi batin dan eksistensi antara laki-laki dan perempuan, tapi dengan sudut pandang estetik dan suasana jiwa yang berbeda.
Slamet Sukirnanto dengan jeli menangkap kompleksitas perempuan — baik sebagai pengalaman spiritual yang dalam maupun sebagai momen emosional yang melintas cepat.
Karya: Slamet Sukirnanto
Biodata Slamet Sukirnanto:
- Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
- Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
- Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.