Mie instan sudah menjadi makanan sejuta umat. Rasanya gurih, cara memasaknya cepat, dan harganya sangat terjangkau. Nggak heran kalau makanan ini jadi andalan banyak orang, mulai dari anak kos yang hemat, ibu rumah tangga yang butuh makanan praktis, sampai karyawan kantoran yang kepepet waktu. Tapi tahukah kamu, di balik kelezatannya yang bikin nagih itu, ada risiko kesehatan yang perlu kita waspadai?
| Sumber: cookmeindonesian.com |
Kandungan natrium atau garam dalam satu bungkus mie instan biasanya jauh melebihi batas kebutuhan harian. Belum lagi tambahan MSG dan pengawet yang membuat rasa jadi lebih kuat. Jika dikonsumsi terlalu sering, mie instan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, hingga masalah pencernaan. Bukan berarti kamu harus berhenti makan mie instan sepenuhnya, tapi kamu bisa mengakalinya agar tetap bisa menikmati tanpa mengorbankan kesehatan.
Salah satu cara paling sederhana adalah menambahkan bahan segar saat menyajikannya. Kamu bisa memasukkan sayuran seperti bayam, sawi, wortel, atau brokoli untuk menambah serat dan vitamin. Tambahkan juga sumber protein seperti telur rebus, tahu, tempe, atau ayam suwir supaya mie jadi lebih bergizi dan mengenyangkan. Kalau kamu sedang diet, hindari menggunakan semua bumbu dalam kemasannya. Gunakan setengah saja atau ganti dengan bumbu sendiri seperti bawang putih cincang dan kecap rendah garam.
Selain itu, batasi konsumsi mie instan maksimal satu sampai dua kali seminggu. Jangan menjadikannya sebagai solusi utama saat lapar karena terlalu sering mengandalkan makanan instan bisa membuat tubuh kehilangan keseimbangan nutrisi. Jadi, makan mie instan boleh banget kok, asal pintar-pintar menyiasatinya. Karena pada akhirnya, nikmat sesaat nggak boleh bikin kita abai pada kesehatan jangka panjang.
Biodata Penulis:
Rania Atika Risdiyanti saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.