Analisis Puisi:
Puisi "Doa Mempelai" karya Joko Pinurbo adalah ungkapan perasaan seorang mempelai yang akan memulai perjalanan hidup baru. Dalam puisi ini, penulis menyampaikan doa dan harapannya saat memasuki babak baru dalam hidupnya.
Pernikahan Sebagai Perjalanan: Puisi ini menggunakan metafora pernikahan sebagai perjalanan yang akan dimulai. Penulis menyatakan bahwa perjalanan ini mungkin tidak akan mudah, seperti yang tercermin dalam kata-kata "perjalanan mungkin akan panjang berliku." Ini menggambarkan pengertian bahwa pernikahan adalah komitmen hidup jangka panjang yang akan dihadapi dengan segala liku-likunya.
Keberuntungan dan Ketidakpastian: Penulis mengakui bahwa "nasib baik tidak selalu menghampiriku." Ini mencerminkan pengakuan bahwa dalam hidup, tidak selalu ada keberuntungan, dan pernikahan bisa menjadi tantangan. Namun, penulis tetap memelihara harapan dan optimisme dalam menghadapi ketidakpastian.
Doa dan Kepercayaan: Judul puisi, "Doa Mempelai," menunjukkan bahwa doa adalah komponen penting dalam persiapan pernikahan. Penulis menyatakan "insyaallah suatu saat / bisa kutemukan sebuah kiblat / di ufuk barat tubuhmu." Ini adalah ungkapan kepercayaan dan harapan bahwa meskipun pernikahan bisa rumit, dengan doa dan keyakinan, akan ada titik balik atau arah yang jelas dalam hubungan.
Pemilihan Kata-Kata yang Simpel: Joko Pinurbo menggunakan kata-kata sederhana dalam puisi ini, yang membuatnya mudah diakses dan dimengerti oleh pembaca. Ini membantu menyampaikan pesan perasaan dan harapannya secara langsung.
Puisi "Doa Mempelai" adalah ungkapan perasaan dan harapan dari seorang mempelai yang akan memulai perjalanan hidup yang baru dalam pernikahan. Ini mencerminkan rasa realisme dan optimisme dalam menghadapi ketidakpastian yang mungkin muncul dalam perjalanan tersebut. Penulis menyampaikan pesannya dengan kata-kata sederhana, membuatnya relevan dan berarti bagi banyak orang yang mengalami momen yang sama dalam hidup mereka.

Puisi: Doa Mempelai
Karya: Joko Pinurbo