Analisis Puisi:
Puisi "Flight to Juli" karya Doel CP Allisah adalah sebuah karya yang kaya akan simbol, kesan emosional, dan lapisan makna. Dengan bahasa puitis yang padat dan imajinatif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungi perjalanan batin dalam hubungan yang pernah menyala namun kini menyisakan keheningan dan kehilangan arah. Secara keseluruhan, puisi ini menjadi semacam refleksi emosional dari seseorang yang berada di tengah antara ingatan, kehilangan, dan pencarian makna cinta dalam waktu yang terus berjalan.
Tema
Puisi ini mengusung tema tentang cinta dan kehilangan, namun lebih dalam dari sekadar kisah cinta biasa. Cinta di sini bersifat eksistensial—terkait dengan pencarian diri, rindu, dan pergolakan batin. Selain itu, ada nuansa kenangan, keterasingan, dan perjalanan emosional yang kompleks. Puisi ini juga menyinggung tema keterlambatan, penyesalan, serta hilangnya arah dalam hubungan yang pernah membara.
Secara garis besar, puisi ini bercerita tentang dua tokoh—"aku" dan "kau"—yang pernah saling mencinta dan berbagi keintiman dalam suasana hujan, laut, dan bayang kenangan. Kini, hubungan itu telah menjadi semacam kenangan yang menyakitkan. Penyair berbicara dalam bentuk liris, mengingat kembali momen penuh cinta dan gejolak batin, namun juga mempertanyakan arah dan makna dari perjalanan emosi tersebut.
Di bagian pertama, pembicara puisi mengisahkan bagaimana mereka dulu "menghalau angin dengan kasih cinta"—sebuah metafora akan perjuangan bersama melawan waktu dan kesulitan. Namun kini, semua tinggal bayang dalam "kurungan sanubari".
Bagian kedua menguatkan nuansa penantian dan kerinduan. "Kita tunggu kenangan di tepian teluk" menggambarkan kerinduan yang sunyi, disertai gemuruh laut dan kenangan akan genggaman yang membakar—cinta yang pernah menghangatkan, namun juga membingungkan.
Bagian ketiga menyajikan sebuah pesan keras: bahwa terlalu tinggi terbang dalam cinta bisa membuat seseorang lupa jalan pulang ke dirinya sendiri. Cinta, yang awalnya adalah ruang saling menemukan, bisa menjelma menjadi pengasingan batin jika tak disertai kesadaran diri.
Makna Tersirat
Secara makna tersirat, Flight to Juli tidak hanya bicara tentang hubungan antar dua manusia, tapi juga tentang pencarian jati diri yang tersesat dalam cinta. Cinta bisa menjadi kekuatan penyembuh, namun juga jebakan jika tidak diiringi oleh pemahaman terhadap diri sendiri.
Kalimat "kau terlalu tinggi mengepak / lalu lupa jalan kembali / ke hatimu sendiri" mengandung pesan tersirat bahwa dalam pencarian cinta dan kebahagiaan, manusia bisa kehilangan arah dan terasing dari dirinya sendiri. Ini adalah kritik terhadap idealisasi cinta yang justru bisa membawa pada keterasingan spiritual.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini penuh dengan perasaan melankolis, introspektif, dan sesekali pilu. Ada kehangatan yang dulu pernah ada, namun kini digantikan oleh kehampaan dan kegelisahan. Imaji tentang hujan pagi, tepian teluk, gelap hutan, hingga harum mawar menciptakan suasana syahdu dan mendalam. Pembaca dibawa ke dalam ruang kontemplasi yang tenang namun emosional.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Puisi ini menyampaikan pesan bahwa dalam mencintai orang lain, kita tidak boleh lupa mencintai diri sendiri. Terlalu larut dalam cinta bisa menyebabkan kita kehilangan pijakan. Penyair mengajak pembaca untuk tetap sadar dan terhubung dengan identitas pribadi, bahkan ketika sedang mencintai atau menjalani hubungan yang dalam.
Imaji
Doel CP Allisah menggunakan imaji yang kuat dan mendalam untuk menciptakan efek emosional:
- "Tempias hujan di koridor pagi" membangkitkan imaji visual dan perasaan lembap, dingin, namun intim.
- "Gemuruh laut itu, sudut paling indah dalam kecemasan jiwa" menciptakan imaji suara dan suasana yang penuh pertarungan emosi.
- "Harum mawar" memberikan imaji olfaktori (bau) yang mengikat pada kenangan cinta.
- "Gelap hutan" menghadirkan rasa kehilangan arah, simbol dari keterasingan atau ketakpastian.
Imaji-imaji ini membentuk lanskap emosional yang kaya, yang membawa pembaca pada perasaan nostalgia, cinta, dan keterasingan.
Majas
Puisi ini dipenuhi oleh majas-majas puitis yang mendalam:
- Metafora: "menghalau angin dengan kasih cinta" dan "gelap hutan"—menggambarkan perjuangan dan keterasingan.
- Simile (perumpamaan): "seperti khayal / seperti mimpi", memberikan kesan halus dan melayang pada perasaan cinta yang semu.
- Personifikasi: "kesempatan yang selalu berkata sekarang", menyiratkan waktu sebagai entitas hidup yang terus bergerak.
- Hiperbola: "terlalu tinggi mengepak / lalu lupa jalan kembali", memberikan efek dramatis pada kehilangan arah dalam hidup.
Majas-majas tersebut memperkuat kedalaman makna sekaligus memperindah cara penyampaian emosi dan pesan.
Puisi "Flight to Juli" bukan hanya sekadar curahan hati tentang cinta, melainkan sebuah karya sastra yang mendalam tentang pencarian makna, kehilangan arah, dan pentingnya kembali ke jati diri. Doel CP Allisah berhasil meracik bahasa yang lirih, imaji yang kuat, serta pesan reflektif yang menyentuh. Melalui puisi ini, kita diingatkan bahwa cinta, bagaimanapun indah dan membakar, seharusnya tidak mengaburkan jalan pulang menuju ke dalam hati kita sendiri.
Karya: Doel CP Allisah