Pascakebenaran
Gadis itu tidak percaya kekasihnya mati sementara duduk di kantor yang sibuk 24 jam itu. Ia langsung bilang kematian hanyalah soal teknis; kekasihnya dapat diselamatkan tenologi canggih.
Uang dapat membayar keselamatan. Sebab baginya teknologi akan merekayasa genetika sehingga kekasihnya tak dapat mati; teknologi memanipulasi kodrat manusia.
Ia tak tahu sedih atas kehilangan, dan lupa bagaimana cara menangis supaya orang yang sudah meninggal mendoakan dia dari surga.
Ia tak tahu kekasihnya dikremasi siang itu, tetapi di dinding akun media sosial ia tulis: kematian hanyalah soal teknis.
Para pengikutnya di media sosial percaya propaganda itu, ketika ada yang meninggal mereka tak bisa menangis karena tak lagi tahu bagaimana caranya.
Di lain waktu ia mencari tutorial cara bersedih dan menangis di Youtube.
Plaza de Toros, Madrid, 23 Oktober 2023
Analisis Puisi:
Puisi "Pascakebenaran" karya Melki Deni adalah karya sastra yang menggambarkan kritisisme terhadap hubungan antara teknologi, media sosial, dan kemanusiaan dalam menghadapi kematian dan emosi.
Teknologi dan Kematian: Puisi ini mencerminkan peran teknologi dalam merubah cara kita menghadapi kematian. Gadis dalam puisi percaya bahwa teknologi canggih dapat mengatasi kematian dan menyelamatkan kekasihnya. Ini menggambarkan keyakinan yang berlebihan dalam kemampuan teknologi dalam mengatasi kenyataan kematian.
Kehilangan Rasa Trauma: Puisi ini menunjukkan bahwa pemahaman gadis tersebut terhadap kematian terpengaruh oleh teknologi dan media sosial, sehingga ia kehilangan rasa trauma dan empati. Kecenderungan untuk mencari solusi teknis terhadap kematian mengaburkan emosi asli yang muncul ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai.
Propaganda dan Kekhawatiran Kolektif: Puisi ini juga menggambarkan bagaimana propaganda dan informasi palsu dapat memengaruhi pemikiran dan sikap kolektif. Pengikut gadis di media sosial juga terpengaruh oleh keyakinan bahwa teknologi dapat mengatasi kematian dan kehilangan, sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi yang sebenarnya.
Kehilangan Tradisi Kemanusiaan: Puisi ini menggambarkan bagaimana teknologi dan media sosial dapat menggantikan tradisi kemanusiaan yang melibatkan rasa sakit dan dukacita yang dinyatakan dengan cara seperti berduka dan menangis. Kemampuan untuk merasakan emosi dan menyatakan rasa sakit secara alami tergantikan oleh upaya mencari tutorial di YouTube tentang cara "bersedih" dan "menangis."
Perubahan Konsep Kematian: Puisi ini mengeksplorasi perubahan konsep kematian dalam era teknologi. Kematian yang dulu dianggap sebagai peristiwa alamiah, sekarang dilihat sebagai masalah teknis yang dapat diselesaikan oleh teknologi.
Puisi "Pascakebenaran" adalah karya sastra yang menyoroti dampak teknologi dan media sosial terhadap cara kita merasakan dan menghadapi kematian. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kemanusiaan, empati, dan tradisi dalam menghadapi kematian, bahkan dalam era teknologi yang semakin maju.
Puisi: Pascakebenaran
Karya: Melki Deni
Biodata Melki Deni:
- Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
- Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
- Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
- Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.