Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Terjaga dalam 24 Jam (Karya Emi Fauziati)

Puisi "Terjaga dalam 24 Jam" karya Emi Fauziati bercerita tentang pengalaman seorang anak yang menyadari pengorbanan ibunya sepanjang hari dan malam.

Terjaga dalam 24 Jam


Saat kedua kelopak mata ini terbuka
Senyum manis menyambut
Bangun, Nak
Malam telah menjemput pagi
    Sejenak tertegun
Tersadar di antara ketidaksadaran

Ibu, sejak sang surya menyapa
Engkau sudah lebih dulu mengisi dunia
Lewat kekuatanmu
Lewat masakanmu
Lewat ketulusanmu

Ibu engkau masih terjaga ketika anakmu menjelang tidur
Engkau masih terjaga saat anak-anak minta diantar ke kamar kecil
Engkau masih terjaga dalam dua per tiga malam
Bersimpuh dengan tangan tengadah
Air mata mengalir tersimpuh
Sepenggal doa buat semua
Terucap lirih dalam perih

Sumber: Surat dari Samudra (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018)

Analisis Puisi:

Puisi anak "Terjaga dalam 24 Jam" karya Emi Fauziati menghadirkan penggambaran lembut dan menyentuh tentang pengorbanan serta kasih sayang seorang ibu. Meskipun sederhana, puisi ini mampu menyentuh hati pembaca anak maupun dewasa melalui bahasa yang hangat dan penuh penghargaan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kasih sayang dan pengorbanan ibu. Puisi menekankan bagaimana seorang ibu selalu hadir dan menjaga anaknya sepanjang waktu, bahkan melewati lelah dan malam hari. Tema lain yang muncul adalah ketulusan dan perhatian dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat membentuk karakter anak dan menanamkan rasa hormat kepada orang tua.

Makna Tersirat

Di balik kata-kata sederhana, puisi ini menyiratkan makna tentang dedikasi tanpa pamrih. Ibu digambarkan tetap terjaga, memberi perhatian dan doa bagi anak-anaknya, tanpa menuntut imbalan. Makna tersirat lain adalah pentingnya menghargai jasa orang tua dan menyadari bahwa kebahagiaan anak banyak bergantung pada perhatian dan ketulusan mereka.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman seorang anak yang menyadari pengorbanan ibunya sepanjang hari dan malam. Anak itu menonton ibu yang tetap bekerja sejak pagi, menyiapkan makanan, merawat kebutuhan sehari-hari, hingga menjaga anak saat malam hari. Ada penggambaran detil tentang doa-doa ibu yang terucap lirih dalam kesendirian, menunjukkan kedalaman cinta dan kepedulian ibu terhadap keluarga.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan utama dari puisi ini adalah menghargai dan menyadari pengorbanan orang tua, khususnya ibu. Anak-anak diajak untuk memahami bahwa kasih sayang ibu tidak berhenti hanya pada satu waktu tertentu, melainkan berlangsung sepanjang hari. Puisi ini juga menanamkan nilai rasa syukur dan hormat kepada orang tua, sebagai bagian dari pendidikan karakter sejak usia dini.

Imaji dan Majas

Puisi ini kaya akan imaji visual dan emosional, seperti "Senyum manis menyambut," "Engkau masih terjaga saat anak-anak minta diantar ke kamar kecil," dan "Air mata mengalir tersimpuh," yang memudahkan pembaca membayangkan suasana dan ketulusan seorang ibu. Majas personifikasi muncul pada penggambaran malam yang "menjemput pagi," memberi kesan puitis tentang perjalanan waktu dan kesibukan sehari-hari.

Puisi "Terjaga dalam 24 Jam" adalah puisi anak yang sederhana namun mendalam, mengajak pembaca untuk merasakan, memahami, dan menghargai pengorbanan ibu. Melalui bahasa yang lembut dan imaji yang kuat, Emi Fauziati berhasil menyampaikan kasih sayang yang abadi dan pengabdian yang tulus, sehingga puisi ini dapat menjadi media edukatif sekaligus refleksi emosional bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Emi Fauziati
Puisi: Terjaga dalam 24 Jam
Karya: Emi Fauziati

Biodata Emi Fauziati:
  • Dra. Hj. Emi Fauziati, lahir pada tanggal 10 Januari 1968 di Brebes.
  • Emi adalah penerima penghargaan lomba Karya Tulis Peningkatan IMTAQ Siswa tahun 2007 dan pemenang lomba penulis artikel Anti Hoax yang diselenggarakan oleh PGRI Jawa Tengah tahun 2017.
  • Selain itu, ia penulis novel Relung Kehidupan (2018) dan ikut menyumbangkan puisi ke dalam Antologi Puisi Guru (2018).
© Sepenuhnya. All rights reserved.