Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Aku Tetap Menjagamu (Karya Aprianus Gregorian Bahtera)

Puisi "Aku Tetap Menjagamu" bercerita tentang seseorang yang tetap setia dan menjaga cintanya meskipun sudah lama tidak mendapat kabar dari ...

Aku Tetap Menjagamu


meski sekian lama
kau tak mengabariku
di hatiku tetap tersimpan nama
yang telah mengukir cinta padaku

aku tak tahu kamu di sana
yang hilang lama
di sini aku tetap setia
Dengan cinta yang lama

aku menjagamu
bukan paksaan dari luar
tapi dari hati suciku
dan tak kubiarkan pudar

menjaga cintamu bukanlah
pekerjaan sukar tapi butuh
perjuangan yang menuntutku
harus bisa dan bisa demi kamu

dan aku tidak tahu
seperti apa dirimu di sana
untuk cinta kita
walau begitu aku tetap cinta

aku tetap menjagamu
hingga hatimu mempunyai waktu
tuk menyapa meski sekali saja
agar aku tahu kesungguhan cinta

yang kau berikan padaku
aku tak memaksamu
tapi kuberi ruang padamu
untuk dirimu yang mengatakan itu

Rabu, 16 Juli 2025

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Tetap Menjagamu" adalah salah satu contoh ungkapan cinta yang begitu tulus dan tenang, ditulis dengan gaya bahasa sederhana, namun menyimpan kekuatan emosional yang mendalam. Karya ini menggambarkan tentang cinta yang tetap hidup meski terpisah oleh waktu dan ketidakpastian. Penulis, Aprianus Gregorian Bahtera, menyampaikan puisi ini dengan cara yang personal dan jujur—seolah mengalir dari hati yang belum pernah berpaling.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kesetiaan dalam cinta. Meskipun tidak mendapat kabar atau kepastian dari orang yang dicintai, tokoh dalam puisi ini tetap menjaga perasaannya, tidak goyah oleh waktu atau ketidakjelasan. Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang tidak menuntut balasan instan, tapi dijaga dengan keyakinan dan ketulusan.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang tetap setia dan menjaga cintanya meskipun sudah lama tidak mendapat kabar dari kekasihnya. Ia tidak tahu bagaimana keadaan orang yang dicintainya di sana—entah sudah melupakan, atau masih menyimpan rasa yang sama. Namun, hal itu tidak mengubah kesetiaannya. Ia menjaga cinta itu bukan karena kewajiban atau tekanan, melainkan karena dorongan dari dalam hati.

Makna Tersirat

Beberapa makna tersirat yang dapat ditangkap dari puisi ini antara lain:
  • Cinta sejati tidak selalu bergantung pada kehadiran fisik atau komunikasi yang rutin, tetapi bisa tumbuh dan bertahan dalam diam.
  • Kesetiaan adalah bentuk cinta paling sunyi namun kuat—yang tidak menuntut balasan, namun tetap ada sebagai ruang yang terbuka.
  • Harapan dan keyakinan menjadi energi utama untuk tetap menjaga perasaan, bahkan saat segala sesuatu tidak pasti.
  • Cinta yang dijaga adalah bentuk ketulusan tertinggi, karena ia tidak memaksa dan memberi ruang pada orang yang dicintai untuk memilih.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini sangat tenang, melankolis, dan penuh pengharapan. Ada kesan keheningan panjang dalam hubungan, tetapi bukan kesunyian yang getir. Melainkan, diam yang dijaga dengan ketulusan. Tidak ada amarah, tidak ada tuntutan—hanya penantian yang lembut dan cinta yang tidak pudar.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Dari keseluruhan puisi, beberapa pesan atau amanat yang dapat ditarik antara lain:
  • Kesetiaan adalah pilihan yang lahir dari hati, bukan paksaan atau kebiasaan.
  • Menjaga cinta tidak harus selalu dengan pertemuan atau kata-kata, tapi bisa dengan doa, harapan, dan kejujuran hati.
  • Tidak semua cinta harus segera memiliki jawaban—kadang cinta sejati justru diuji dalam penantian dan ketidakpastian.
  • Memberi ruang bagi orang yang dicintai untuk memilih adalah bentuk cinta yang matang dan dewasa.

Imaji

Puisi ini mengandung imaji emosional yang kuat, misalnya:
  • "meski sekian lama / kau tak mengabariku / di hatiku tetap tersimpan nama" → menggambarkan seseorang yang menyimpan kenangan dan rasa meski tidak ada kabar.
  • "aku tetap menjagamu / hingga hatimu mempunyai waktu / tuk menyapa meski sekali saja" → menyajikan gambaran seseorang yang duduk dalam penantian, menunggu isyarat kecil dari orang yang dicintai.

Majas

Beberapa majas atau gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Repetisi (Pengulangan): Kata “menjagamu” diulang beberapa kali, menekankan kesetiaan tokoh lirik.
  • Personifikasi: “hati yang mempunyai waktu” → memberikan sifat manusia kepada hati, seolah-olah hati bisa mengatur waktunya sendiri.
  • Metafora: “harus bisa dan bisa demi kamu” → mengandaikan perjuangan menjaga cinta seperti tugas atau tantangan besar yang menuntut keteguhan hati.
  • Hiperbola: “dan tak kubiarkan pudar” → memperkuat perasaan cinta yang dijaga sekuat mungkin agar tidak luntur sedikit pun.
Puisi "Aku Tetap Menjagamu" karya Aprianus Gregorian Bahtera adalah cermin dari cinta yang lembut namun penuh daya tahan. Tanpa dramatisasi atau bahasa yang rumit, puisi ini menyampaikan pesan kesetiaan dan ketulusan cinta dalam penantian. Penyair mengajak kita menyelami cinta sebagai perasaan yang tidak selalu bergantung pada respons atau kehadiran, tapi bisa dijaga dalam kesunyian dan keyakinan.

Melalui diksi sederhana dan suasana yang melankolis, puisi ini menyampaikan bahwa dalam dunia yang serba tergesa dan penuh tuntutan, kesetiaan yang tulus masih menjadi hal yang berharga dan langka.

Aprianus Gregorian Bahtera
Puisi: Aku Tetap Menjagamu
Karya: Aprianus Gregorian Bahtera

Biodata Aprianus Gregorian Bahtera:
  • Aprianus Gregorian Bahtera saat ini aktif sebagai mahasiswa, Fakultas Filsafat, di UNWIRA, Kupang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.