Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Berpeluh" karya Joshua Igho merupakan salah satu contoh karya sastra yang singkat namun padat makna. Hanya dengan dua baris, penyair berhasil memunculkan suasana, simbol, dan perasaan yang kompleks. Puisi ini memberi ruang yang luas bagi pembaca untuk menafsirkan isi, sehingga kekuatannya terletak pada kehematan kata yang penuh daya sugesti.
Tema
Tema utama puisi ini dapat diartikan sebagai kegelisahan dan ketegangan yang tak berakhir. Bulan yang biasanya menjadi simbol ketenangan malam, justru digambarkan “berpeluh” dan “meronta”, menandakan adanya keadaan yang tidak wajar, penuh beban, atau tekanan emosional.
Puisi ini bercerita tentang malam yang tidak memberikan ketenangan, di mana sang “bulan” — yang umumnya tenang di langit — digambarkan seperti manusia yang berkeringat dan berusaha melepaskan diri dari sesuatu yang mengekangnya. “Malam tak pernah menepi” menunjukkan kondisi tanpa jeda, tanpa istirahat, seakan waktu berhenti dalam ketegangan yang terus-menerus.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini dapat merujuk pada perjuangan batin seseorang. Bulan di sini dapat dimaknai sebagai metafora bagi jiwa atau hati yang lelah. “Bulan berpeluh” melukiskan penderitaan atau beban berat yang harus ditanggung, sedangkan “malam tak pernah menepi” menandakan masalah atau kesedihan yang tidak kunjung selesai. Puisi ini seolah merekam perasaan terperangkap dalam lingkaran masalah tanpa akhir.
Suasana dalam Puisi
Suasana yang tercipta adalah tegang, gelisah, dan menyesakkan. Meskipun hanya dua baris, diksi yang digunakan menciptakan gambaran emosional yang kuat — pembaca merasakan adanya desakan waktu dan beban psikologis yang menekan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang bisa diambil dari puisi ini adalah bahwa bahkan hal-hal yang biasanya identik dengan ketenangan pun bisa mengalami penderitaan. Hidup tidak selalu memberikan kedamaian; terkadang malam yang biasanya menjadi waktu istirahat justru berubah menjadi waktu pergulatan batin.
Imaji
Imaji yang muncul dalam puisi ini adalah imaji visual dan kinestetik:
- Visual → Bulan yang biasanya bersinar tenang, kini tergambar berpeluh, memberi bayangan sesuatu yang ganjil dan penuh tekanan.
- Kinestetik → Kata “meronta” menghadirkan gerakan dramatis, seolah bulan berusaha melepaskan diri dari belenggu tak kasat mata.
Majas
Majas yang dominan dalam puisi ini adalah personifikasi — memberikan sifat manusia pada benda mati. Bulan dipersonifikasikan sebagai makhluk hidup yang bisa berkeringat (“berpeluh”) dan bergerak memberontak (“meronta”). Selain itu, terdapat pula metafora, di mana “bulan” dan “malam” bisa melambangkan keadaan psikologis atau perjalanan hidup manusia.
Puisi "Bulan Berpeluh" adalah karya yang singkat namun kuat, mengandalkan simbol dan personifikasi untuk membangun makna. Tema kegelisahan dan penderitaan tersirat jelas, sementara imaji yang muncul membuat pembaca dapat merasakan tekanan suasana. Inilah bukti bahwa puisi tidak harus panjang untuk mampu meninggalkan kesan mendalam.
Karya: Joshua Igho
