Di Antara Gelombang
Di antara gelombang
kita dirikan rumah
untuk anak cucu. Barangkali
mereka bakal lahir dalam cuaca berkabut
dan hujan deras tak henti-hentinya
menimba badai dari hulu sungai
Apa yang dapat kita jalin dari batu
selain rindu. Dan sepi yang hiruk pikuk
mengetuk pintu. Di luar jam mengunci waktu
Padahal tak ada kedengaran suara langkah orang
membukakannya. Kecuali sebaris angin bergegas pergi
meninggalkan gerimis panjang menetes di daun-daun.
1983
Sumber: Horison (April, 1984)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Antara Gelombang" karya B. Y. Tand menggambarkan pergulatan manusia dalam membangun kehidupan dan harapan di tengah situasi yang tidak pasti. Dengan diksi yang padat dan simbolik, penyair mengekspresikan perasaan rindu, kesepian, dan tantangan yang harus dihadapi oleh generasi demi generasi.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perjuangan dan harapan membangun kehidupan di tengah badai tantangan. Gelombang, badai, dan cuaca berkabut menjadi metafora dari kesulitan hidup yang harus dihadapi manusia, baik secara pribadi maupun kolektif.
Puisi ini bercerita tentang usaha membangun “rumah” — yang dapat dimaknai secara harfiah maupun simbolis sebagai kehidupan atau peradaban — di tengah kondisi yang sulit dan penuh rintangan. Penyair membayangkan anak cucu lahir di situasi yang tidak ideal, namun warisan perjuangan tetap diteruskan. Meski kesepian dan kerinduan menyelimuti, harapan tetap ada walau langkah ke depan sering tertutup oleh waktu dan cuaca yang tidak bersahabat.
Makna Tersirat
Makna tersirat puisi ini adalah pesan tentang ketabahan menghadapi ujian hidup yang tak pernah berhenti. Gelombang melambangkan tantangan, badai menggambarkan rintangan yang terus datang, sedangkan rumah menjadi simbol keamanan, cinta, dan cita-cita. Penyair ingin menegaskan bahwa meski keadaan tidak ideal, manusia tetap memiliki tanggung jawab untuk membangun sesuatu bagi generasi penerus.
Suasana dalam Puisi
Suasana yang dibangun dalam puisi ini adalah melankolis dan reflektif. Ada rasa hening yang tebal, dibalut oleh kesepian namun diwarnai sedikit harapan. Hujan, badai, dan kabut menambah kesan suram, tetapi juga memberi nuansa keteguhan hati untuk bertahan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya menjaga semangat membangun dan berjuang meski keadaan tidak bersahabat. Generasi saat ini memikul tanggung jawab untuk menciptakan pondasi yang kokoh bagi anak cucu, walaupun prosesnya penuh tantangan dan terkadang sunyi.
Imaji
B. Y. Tand menggunakan imaji alam yang kuat:
- Imaji visual: “cuaca berkabut”, “gerimis panjang menetes di daun-daun” — menggambarkan suasana hujan dan kabut yang nyata di benak pembaca.
- Imaji auditif: “mengetuk pintu” dan “tak ada kedengaran suara langkah orang” — menciptakan kesan keheningan yang kontras dengan hiruk pikuk batin.
- Imaji gerak: “angin bergegas pergi” — memberi rasa perpindahan dan perubahan yang cepat, seperti waktu yang tak bisa ditahan.
Majas
Beberapa majas yang muncul antara lain:
- Metafora: “gelombang” sebagai simbol tantangan, “rumah” sebagai simbol kehidupan atau masa depan.
- Personifikasi: “sepi yang hiruk pikuk mengetuk pintu” — sepi digambarkan seperti makhluk hidup yang aktif.
- Hiperbola: “hujan deras tak henti-hentinya menimba badai dari hulu sungai” — memperkuat kesan tantangan yang terus-menerus.
