Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul
pada hari coblosan nanti
aku akan masuk ke dapur
akan kujumlah gelas dan sendokku
apakah jumlahnya bertambah
setelah pemilu bubar?
pemilu o pilu pilu
bila hari coblosan tiba nanti
aku tak akan pergi kemana-mana
aku ingin di rumah saja
mengisi jambangan
atau menanak nasi
pemilu o pilu pilu
nanti akan kuceritakan kepadamu
apakah jadi penuh karung beras
minyak tanah
gula
atau bumbu masak
setelah suaramu dihitung
dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
nanti akan kuceritakan kepadamu
pemilu o pilu pilu
bila tiba harinya
hari coblosan
aku tak akan ikut berbondong-bondong
ke tempat pemungutan suara
aku tidak akan datang
aku tidak akan menyerahkan suaraku
aku tidak akan ikutan masuk
ke dalam kotak suara itu
pemilu
o pilu pilu
aku akan bersiul-siul
memproklamasikan kemerdekaanku
aku akan mandi
dan bernyanyi sekeras-kerasnya
pemilu o pilu pilu
hari itu aku akan mengibarkan hakku
tinggi-tinggi
akan kurayakan dengan nasi hangat
sambel bawang dan ikan asin
pemilu
o pilu pilu
sambel bawang dan ikan asin
10 November 1996
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul" karya Wiji Thukul adalah ekspresi penulis terhadap proses pemilihan umum (pemilu) dan kritik terhadap sistem politik dalam sebuah masyarakat. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan ketidakpuasan terhadap pemilu dan menyampaikan keinginan untuk mempertahankan kemerdekaan pribadi.
Kritik Terhadap Pemilu: Puisi ini mencerminkan ketidakpuasan terhadap proses pemilu. Penyair menyatakan bahwa pada hari pemungutan suara, dia akan tetap berada di rumah dan tidak akan pergi ke tempat pemungutan suara. Ini dapat diartikan sebagai sikap skeptis terhadap pemilu dan sistem politik yang ada. Penyair mungkin merasa bahwa pemilu tidak mencerminkan aspirasi rakyat atau mungkin ada keraguan terhadap integritas pemilu.
Keinginan untuk Kemerdekaan Pribadi: Dalam puisi ini, penyair menyatakan bahwa dia akan bersiul-siul dan memproklamasikan kemerdekaannya pada hari pemilu. Ini bisa diartikan sebagai dorongan untuk merayakan kemerdekaan pribadi yang tidak terkait dengan hasil pemilu atau pemerintahan. Penyair mungkin ingin menekankan pentingnya menjaga hak-hak individu dan kemerdekaan pribadi dalam menghadapi perubahan politik.
Pemilu sebagai Simbol Ketidakpuasan: Pemilu digambarkan dalam puisi ini sebagai simbol ketidakpuasan dan keputusasaan. Penyair menggambarkan bahwa dia akan menunggu hasil pemilu sebelum memutuskan untuk bersiul-siul dan merayakan kemerdekaannya. Ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap proses pemilu sebagai alat untuk mencapai perubahan yang signifikan atau pemenuhan kebutuhan rakyat.
Kritik Terhadap Sistem Politik: Puisi ini mungkin juga mencerminkan kritik terhadap sistem politik yang mungkin dianggap tidak efektif atau tidak responsif terhadap kebutuhan rakyat. Penyair menunjukkan bahwa pemilu tidak akan membawakan perubahan nyata dalam hidupnya, dan oleh karena itu, dia lebih suka merayakan kemerdekaannya dengan makanan yang sederhana dan kegiatan yang lebih pribadi.
Simbolisme Makanan: Di bagian terakhir puisi, penyair merayakan kemerdekaannya dengan "nasi hangat, sambel bawang, dan ikan asin." Makanan dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol kebahagiaan, kenyamanan, dan kemerdekaan pribadi yang sederhana. Penyair menegaskan bahwa kemerdekaan tidak selalu harus terkait dengan aspek politik, tetapi bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, puisi "Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul" karya Wiji Thukul adalah kritik terhadap pemilu, sistem politik, dan perubahan politik. Penyair menggambarkan keinginan untuk mempertahankan kemerdekaan pribadi dan mengekspresikan ketidakpuasan terhadap proses politik yang ada. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kemerdekaan yang sejati dan bagaimana itu dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
