Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Harmoni Indra (Karya Amanda Amalia Putri)

Puisi "Harmoni Indra" karya Amanda Amalia Putri bercerita tentang pertemuan indra dengan realitas sehari-hari. Setiap bait menghadirkan pasangan: ...

Harmoni Indra


Mata bertemu mara
Telinga bertemu pendengar
Hidung bertemu kembang kempis
Mulut bertemu tindak tanduk

Jemari bertemu petisi
Rawan membatu
Iluminasi matahari yang membangunkan umat manusia
Air mawar menjadikan rasa tawar

Ketapang, 3 Agustus 2025

Analisis Puisi:

Puisi berjudul "Harmoni Indra" karya Amanda Amalia Putri merupakan salah satu karya yang mencoba meramu pengalaman manusia melalui simbol-simbol indra. Dengan ungkapan yang sederhana namun penuh makna, penyair seolah hendak mengajak pembaca untuk merenungi bagaimana indera manusia tidak hanya bekerja secara biologis, tetapi juga berhubungan erat dengan realitas sosial dan perasaan batin.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah keterhubungan antara indra manusia dengan pengalaman hidup. Penyair menggambarkan indra sebagai jembatan antara manusia dengan dunia, sekaligus menekankan bahwa harmoni dalam kehidupan tercapai bila semua indra mampu berfungsi dengan baik dan selaras.

Puisi ini bercerita tentang pertemuan indra dengan realitas sehari-hari. Setiap bait menghadirkan pasangan: mata dengan mara, telinga dengan pendengar, hidung dengan kembang kempis, mulut dengan tindak tanduk. Indra-indra tersebut tidak sekadar disebut secara fisik, melainkan dikaitkan dengan aktivitas sosial, perasaan, bahkan kritik terhadap realitas manusia yang kerap terjebak dalam kontradiksi.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa indra manusia tidak hanya berfungsi secara individual, melainkan juga memiliki peran dalam kehidupan sosial dan moral. Misalnya, “jemari bertemu petisi” bisa dibaca sebagai simbol keterlibatan manusia dalam perjuangan atau suara sosial, sementara “air mawar menjadikan rasa tawar” dapat ditafsirkan sebagai kritik terhadap hal-hal indah yang justru kehilangan esensinya karena kepalsuan atau ketidakseimbangan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini terasa kontemplatif sekaligus kritis. Ada nuansa reflektif ketika penyair menggambarkan peran indra, namun juga muncul kesan ironis saat makna-makna indra tersebut dihubungkan dengan realitas sosial yang tidak selalu harmonis.

Amanat / pesan yang disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya menjaga keselarasan antara fungsi indra, hati, dan tindakan manusia dalam menjalani kehidupan. Indra bukan sekadar alat, melainkan juga pintu masuk bagi manusia untuk memahami dunia, merasakan empati, serta membangun keadilan sosial.

Imaji

Imaji dalam puisi ini kuat karena langsung memanggil gambaran pancaindra: penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Misalnya, “mata bertemu mara” membangun imaji visual, “telinga bertemu pendengar” memberi imaji auditif, sementara “air mawar menjadikan rasa tawar” menghadirkan imaji rasa yang menyentuh perasaan.

Majas

Beberapa majas yang tampak dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: Indra-indra digambarkan seolah-olah memiliki pertemuan dan interaksi (“Mata bertemu mara”, “Jemari bertemu petisi”).
  • Metafora: “Air mawar menjadikan rasa tawar” menjadi perumpamaan tentang sesuatu yang seharusnya indah namun berubah hambar.
  • Antitesis: Kesan kontras hadir dalam penggambaran harmoni yang ternyata rawan menjadi kebekuan (“Rawan membatu”).
Puisi "Harmoni Indra" karya Amanda Amalia Putri adalah sebuah refleksi puitis mengenai peran indra dalam kehidupan manusia. Ia menghadirkan potret bagaimana indra tidak hanya bekerja secara fisik, tetapi juga beresonansi dengan pengalaman batin, kritik sosial, hingga moralitas. Dengan imaji yang kuat dan majas yang kaya, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup agar manusia tetap dapat merasakan dunia dengan utuh dan bermakna.

Puisi Amanda Amalia Putri
Puisi: Harmoni Indra
Karya: Amanda Amalia Putri

Biodata Amanda Amalia Putri:
  • Amanda Amalia Putri lahir pada tanggal 28 Februari 2004 di Banyuwangi. Ia suka mengisi waktu luangnya dengan menulis puisi. Puisi-puisinya dimuat di berbagai media, baik online ataupun offline.
  • Puisi-puisinya juga bisa dijumpai di dalam buku antologi bersama, termasuk: Pengembara Rindu (2020), Senandung Bait Cinta Pertama (2023), Gugur Cinta ke Pelukan Rindu (2023), Rahasia Hati yang Tak Pernah Terucap (2023), Simpul Rasa (2023), Aku di Garis Penantian (2024), Jejak Masa Lalu (2025), dan Luka yang tak Bersuara (2025).
© Sepenuhnya. All rights reserved.