Puisi: Ingatan Suwung (Karya Kliwon Mansi)

Puisi "Ingatan Suwung" karya Kliwon Mansi menyoroti tema tentang kehilangan dan pencarian identitas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, penyair mampu meresapi esensi kehidupan yang sering kali hilang dalam kesibukan.

Pagi Hari Aku Disuruh Mencatat Ingatan: Puisi dimulai dengan perintah untuk mencatat ingatan. Ini menciptakan gambaran tentang kebutuhan untuk mengingat dan tidak melupakan hal-hal yang penting dalam hidup.

Dalam Tempat untuk Membeli Bekal Hidup: Pencatatan terfokus pada pembelian bekal hidup dari gula, garam, dan kecap. Ini bisa diartikan sebagai simbol kehidupan sehari-hari, di mana kita harus memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan.

Semuanya Sudah Didaftarkan pada Hitungan: Konsep hitungan mengacu pada keteraturan dan kepastian dalam hidup. Meskipun segala sesuatunya sudah didaftarkan, masih ada potensi kehilangan yang tak terduga.

Celana Aku Tertinggal Berserta Isinya: Kehilangan celana dan isi dalam dompet menciptakan ketidakpastian dan kebingungan. Ini bisa mencerminkan kehilangan identitas atau jati diri di tengah-tengah rutinitas dan kehidupan sehari-hari.

Pulang Dulu, Akan Aku Cari Isi Celananya: Keputusan untuk pulang dan mencari isi celana menunjukkan tekad untuk mengembalikan kejelasan dan keutuhan. Hal ini dapat diartikan sebagai upaya untuk menemukan kembali diri yang hilang.

Puisi ini menciptakan atmosfer kegelapan dan ketidakpastian yang mungkin dirasakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Pencarian identitas dan kehilangan menjadi tema yang menggugah pemikiran pembaca, serta merangsang refleksi terhadap nilai-nilai hidup yang seringkali terabaikan.