Analisis Puisi:
Puisi "Itulah yang Mereka Bilang" karya Darmanto Jatman menghadirkan refleksi mendalam terhadap norma-norma sosial dan nilai-nilai keagamaan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini merangsang pemikiran pembaca tentang hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama.
Keselarasan dengan Alam Semesta: Puisi dibuka dengan kalimat "Dalam keselarasan, kita tenteram," menyoroti ide bahwa ketentraman manusia dapat dicapai melalui keselarasan dengan alam semesta. Hal ini menciptakan gambaran bahwa hidup yang harmonis dapat ditemukan dengan menjalani prinsip-prinsip alam.
Berjaga-jaga dan Cerdik: Meskipun hidup dalam keselarasan, manusia diingatkan untuk tetap berjaga-jaga dan cerdik, menunjukkan bahwa kebijaksanaan tetap diperlukan dalam menghadapi realitas hidup. Pesan ini mungkin mencerminkan bahwa walaupun hidup sejalan dengan alam, tantangan dan ujian akan selalu ada.
Tong Royong Gotong Royong: Pengulangan frasa "tong royong gotong" menciptakan ritme yang menggemakan semangat kerjasama dan saling bantu-membantu dalam menjalani kehidupan. Hal ini menekankan pentingnya kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah-tengah masyarakat.
Pertanyaan kepada Tuhan: Bagian selanjutnya dari puisi ini diisi dengan serangkaian pertanyaan kepada Tuhan, yang tampaknya mencerminkan keraguan, penuh pengharapan, dan keinginan untuk memahami kebijaksanaan-Nya. Penggunaan tanda seru dan tanda tanya menunjukkan ekspresi perasaan yang kuat.
Penggambaran Tuhan: Penyajian Tuhan sebagai "Cahaya dari segala Cahaya" memberikan gambaran akan keagungan dan kemuliaan Tuhan. Namun, pertanyaan tentang bagaimana manusia bisa menderita atau saling membenci karena kehadiran Tuhan menunjukkan ironi dan kontradiksi yang terkadang muncul dalam keyakinan dan pengalaman manusia.
Pertanyaan dan Respon Serempak: Puisi menciptakan suasana partisipatif dengan penggunaan pertanyaan dan respon serempak, seperti "amiin!" dan "Wahh!" Ini menciptakan nuansa kebersamaan dalam ungkapan keyakinan dan pengakuan terhadap kebesaran Tuhan.
Konklusi yang Membuka Dialog: Puisi berakhir dengan serangkaian pertanyaan yang bersifat terbuka, seperti "Tuhan?" dan "Hallo!" yang menciptakan kesan dialog langsung atau introspeksi yang terus-menerus antara manusia dan Tuhan.
Puisi "Itulah yang Mereka Bilang" menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dengan alam, Tuhan, dan sesama, menunjukkan kebutuhan akan keselarasan, kerjasama sosial, dan refleksi spiritual. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana, Darmanto Jatman berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang kehidupan dan kemanusiaan.
Karya: Darmanto Jatman
Biodata Darmanto Jatman:
- Darmanto Jatman lahir pada tanggal 16 Agustus 1942 di Jakarta.
- Darmanto Jatman meninggal dunia pada tanggal 13 Januari 2018 (pada usia 75) di Semarang, Jawa Tengah.