Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kota (Karya Ook Nugroho)

Puisi "Kota" karya Ook Nugroho bercerita tentang sebuah kota yang ibarat tubuh manusia, di mana kehidupan dan peristiwa terus berdenyut, tanpa ...
Kota

Tubuhmu adalah kota
yang tak pernah mau tidur.

Sampai jauh malam
kerap masih kutangkap
gelisah
        para penjelajah
mengetuki pepintu sajak
memohon sekedar jejak

untuk dialamatkan kepada sepi
yang terus berjaga
                mengisi udara
dengan percakapan hampa.

Jendela terus membuka
menantikan rembulan singgah
menggenapkan silsilah.

Tak ada yang percaya
semua bisa berakhir kapan saja
meski mereka tahu
peperangan yang ganjil
kerap pecah di utara
merapat ke setiap pintu.

Tak ada yang sepakat
malam akan lewat
meninggalkan kisah berkarat.

Tak ada.

Meski sorga jauh
dan tuhan
        dalam selubung kitab
lama tak bernubuah.

Tapi menjelang subuh
tanpa setahu siapa pun
langit akan memejam
untuk sesaat yang purba
yang luput dicatat –

mengembalikan lagi mimpi
menitipkannya kepada
lampu-lampu
            di sepanjang bulevar.

Agar esok hari
tak ada jejak terhapus
tak ada penjelajah yang mati.

Lalu matahari bangkit
mungkin dari arah mana saja
mendudukkan lagi nama-nama
pada asal-usulnya yang muskil

di sekujur lukamu terus berdenyut
di kota yang tak pernah tidur ini.

Sumber: Kompas (Minggu, 13 September 2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Kota" karya Ook Nugroho menghadirkan potret kehidupan urban yang dinamis dan penuh kontradiksi. Melalui gambaran tubuh sebagai kota yang tak pernah tidur, penyair mengajak kita menelusuri kisah-kisah tersembunyi di balik hiruk-pikuk kehidupan metropolitan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah tentang kehidupan kota yang tak pernah berhenti, penuh kegelisahan, dan keabadian waktu dalam ruang urban. Puisi ini juga menyiratkan pergulatan antara harapan dan kepedihan yang berlangsung di tengah keramaian dan kesunyian kota.

Puisi ini bercerita tentang sebuah kota yang ibarat tubuh manusia, di mana kehidupan dan peristiwa terus berdenyut, tanpa pernah benar-benar beristirahat. Malam yang panjang, gelisah para penjelajah yang mencari jejak di antara kepingan sepi, dan percakapan yang kosong menjadi bagian dari narasi kota tersebut. Kota ini juga menyimpan luka dan peperangan, namun di balik itu, ada harapan baru yang lahir setiap subuh.

Makna Tersirat

Makna tersirat puisi ini mengandung refleksi tentang kehidupan manusia di kota besar: penuh pergolakan batin, rasa sepi meski dikelilingi banyak orang, dan harapan yang terus dipelihara walaupun keadaan sulit dan tidak pasti. Kota sebagai tubuh yang tak pernah tidur melambangkan manusia urban yang terus berjuang tanpa henti, menghadapi konflik dan luka yang membekas.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang tergambar adalah kelam, penuh kegelisahan, namun sekaligus menyimpan secercah harapan dan ketenangan yang muncul pada saat subuh. Ada ketegangan antara malam yang panjang dengan harapan pagi yang akan datang.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan tentang ketahanan dan harapan di tengah kerasnya kehidupan kota. Meskipun penuh dengan konflik dan kepedihan, selalu ada saatnya harapan dan mimpi kembali diperbaharui, memberikan kesempatan bagi kehidupan untuk terus berlanjut.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan simbolis, seperti "tubuhmu adalah kota yang tak pernah mau tidur", "jendela terus membuka menantikan rembulan singgah", dan "langit akan memejam untuk sesaat yang purba". Imaji-imaji tersebut menguatkan kesan kota sebagai makhluk hidup yang penuh dinamika dan misteri.

Majas

Beberapa majas yang digunakan meliputi:
  • Majas personifikasi, misalnya kota yang diibaratkan sebagai tubuh dan jendela yang menantikan rembulan.
  • Majas metafora, seperti “tubuhmu adalah kota” yang menggambarkan hubungan erat antara manusia dan lingkungan urban.
  • Majas repetisi, pada frasa “tak ada” yang menegaskan ketidakpastian dan ketegangan dalam puisi.
Puisi "Kota" mengajak pembaca untuk memahami kota sebagai ruang yang hidup, penuh cerita, dan refleksi manusia modern. Dengan gaya bahasa yang puitis dan penuh simbol, Ook Nugroho menyuguhkan karya yang tidak hanya tentang fisik kota, tetapi juga jiwa dan pergulatan yang tersembunyi di dalamnya.

Ook Nugroho
Puisi: Kota
Karya: Ook Nugroho

Biodata Ook Nugroho:
  • Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.