Analisis Puisi:
Puisi “Lagu Ronda” karya Ook Nugroho menghadirkan suasana malam dengan sentuhan khas penjaga ronda. Lewat bait-bait sederhana, penyair mengangkat realitas sosial yang sering dianggap remeh: tugas para peronda menjaga malam. Namun, di balik kesederhanaannya, puisi ini menyimpan makna mendalam yang menyentuh aspek kehidupan, kebersamaan, dan rasa tanggung jawab.
Tema
Tema utama puisi ini adalah tanggung jawab dan kebersamaan dalam menjaga keamanan malam. Namun, tema tersebut tidak dihadirkan secara kaku, melainkan melalui gambaran suasana ringan, santai, dan penuh kebersahajaan. Tugas ronda dipahami bukan hanya sebagai kewajiban, melainkan juga bagian dari hidup bersama di masyarakat.
Puisi ini bercerita tentang sekelompok peronda yang bertugas menjaga malam. Dalam menjalankan tugasnya, mereka tidak hanya diam atau waspada, tetapi juga mencari cara untuk mengusir bosan: bermain kartu, melempar dadu, atau sekadar berkeliling kampung. Malam yang kelam digambarkan sebagai sesuatu yang bisa diajak “bercakap”, seakan peronda dan malam memiliki hubungan khusus.
Makna tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah bahwa kebersamaan dan tanggung jawab sosial dapat dijalani dengan cara yang sederhana namun bermakna. Menjaga malam di sini tidak hanya bermakna secara literal, melainkan juga simbolik: menjaga ketenangan, menjaga harapan, dan melawan kegelapan. Malam yang rawan diibaratkan sebagai ruang kehidupan yang penuh risiko, dan ronda adalah wujud kewaspadaan bersama agar hidup tetap terjaga.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini adalah tenang, akrab, dan penuh kebersahajaan. Meski ada rasa kantuk dan lelah, ada pula kehangatan dalam kebersamaan. Bait terakhir bahkan memunculkan suasana yang lebih reflektif, ketika malam yang kelam dan penuh kerawanan tetap dihadapi dengan sikap setia hingga pagi tiba.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah bahwa tanggung jawab sosial bukanlah beban bila dijalani bersama-sama dengan ketulusan. Ronda malam dalam puisi bisa dibaca sebagai simbol kehidupan: meskipun ada rasa lelah dan bosan, kebersamaan dan kewaspadaan adalah kunci agar kita selamat menghadapi kegelapan.
Imaji
Imaji dalam puisi ini cukup kuat, terutama pada penggambaran aktivitas ronda:
- Imaji visual: “bermain kartu / atau melempar dadu” menggambarkan peronda yang mencoba mengusir bosan.
- Imaji perasaan: “kalau lelah / atau kantuk mendera” menghadirkan sensasi fisik dan emosional dari suasana ronda.
- Imaji suasana: “malam yang kelam / yang impiannya rawan” memberi kesan bahwa malam bukan hanya waktu, tetapi juga sesuatu yang berbahaya bila tidak dijaga.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Personifikasi: “malam… supaya ia tak bertindak macam-macam” menjadikan malam seolah-olah makhluk hidup yang bisa berbuat sesuatu.
- Metafora: “melepas waktu ke hulu” sebagai gambaran mengalirnya waktu.
- Eufemisme: tugas ronda yang berat ditampilkan dengan nada ringan, seperti “mengajak malam bermain kartu”, yang melunakkan beban menjadi kebersamaan.
Puisi “Lagu Ronda” karya Ook Nugroho adalah potret sederhana namun mendalam tentang kehidupan sosial masyarakat. Lewat tema kebersamaan dan tanggung jawab, penyair menghadirkan makna bahwa menjaga kehidupan bersama tidak harus kaku, tetapi bisa dilakukan dengan kehangatan. Imaji dan majas yang digunakan menambah kekuatan puisi ini, sehingga pembaca merasakan betapa malam yang kelam sekalipun dapat dilalui dengan setia hingga fajar datang.
Karya: Ook Nugroho
Biodata Ook Nugroho:
- Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
