Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lorong (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Lorong" karya Agit Yogi Subandi bercerita tentang seorang tokoh yang berjalan menuju sebuah lorong yang semakin hari semakin sempit. Pada ...
Lorong

Aku berjalan
menuju lorong
yang semakin hari
semakin menyempit
namun,
ketika aku berjalan
orang-orang menuju
ke arahku
menuju lorong
yang lebih sempit lagi.

Bandar Lampung, 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Lorong" karya Agit Yogi Subandi adalah sebuah karya singkat namun sarat makna yang mengangkat tema tentang perjalanan hidup dan keadaan sosial yang penuh tekanan. Dengan bahasa yang sederhana, puisi ini berhasil mengundang refleksi tentang keterbatasan ruang dan pilihan dalam hidup.

Tema

Tema utama puisi ini adalah perjalanan hidup dan keterbatasan ruang atau kebebasan yang semakin menyempit. Puisi ini dapat dibaca sebagai gambaran tentang perasaan terjebak dalam situasi yang sulit atau ruang gerak yang makin terbatas.

Puisi ini bercerita tentang seorang tokoh yang berjalan menuju sebuah lorong yang semakin hari semakin sempit. Pada saat yang bersamaan, orang lain justru berjalan menuju lorong yang bahkan lebih sempit lagi, mengarah kepadanya. Ini menggambarkan dua arah pergerakan yang saling bertemu dalam ruang terbatas, yang dapat diartikan sebagai realitas sosial, konflik, atau ketegangan dalam kehidupan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah tentang rasa terkungkung dan pertemuan tak terhindarkan dalam ruang yang semakin terbatas, yang bisa jadi menggambarkan tekanan hidup, konflik sosial, atau keterbatasan pilihan manusia. Puisi ini juga bisa menjadi metafora tentang bagaimana individu menghadapi kenyataan hidup yang makin sulit dan penuh tantangan.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang terbentuk adalah sempit, sesak, dan penuh ketegangan, menggambarkan situasi yang tidak nyaman dan menekan baik secara fisik maupun mental.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil adalah tentang kesadaran terhadap keterbatasan ruang dan pilihan dalam hidup, serta pentingnya menghadapi situasi sulit dengan penuh kesadaran. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana mereka bergerak dalam kehidupan yang tidak selalu luas dan bebas.

Imaji

Puisi ini menggunakan imaji visual yang sederhana namun kuat:
  • Lorong yang semakin menyempit memberikan gambaran ruang terbatas yang menekan.
  • Orang-orang yang berjalan menuju lorong yang lebih sempit menambah rasa ketegangan dan konfrontasi.

Majas

Puisi ini memanfaatkan:
  • Metafora: Lorong sebagai simbol ruang hidup yang terbatas dan pilihan yang menyempit.
  • Simbolisme: Pergerakan tokoh dan orang lain yang saling berhadapan di lorong sempit melambangkan konflik atau pertemuan yang tak terelakkan dalam situasi sulit.
Puisi "Lorong" karya Agit Yogi Subandi dengan gaya minimalis dan bahasa yang sederhana berhasil menyampaikan pesan mendalam tentang keterbatasan dan pertemuan dalam hidup. Melalui gambaran lorong yang semakin menyempit, puisi ini mengajak pembaca merenungkan kondisi sosial dan psikologis manusia dalam menghadapi ruang dan pilihan yang terbatas.

Agit Yogi Subandi
Puisi: Lorong
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.