Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pada Gamelan Jiwa (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Pada Gamelan Jiwa" karya Acep Zamzam Noor bercerita tentang kehidupan yang diibaratkan sebagai gamelan—tempat segala rasa, duka, rindu, dan ...

Pada Gamelan Jiwa


Pada gamelan jiwa
Bermain lagu
Getar asmarandana
Alangkah sendu

Pada gamelan jiwa
Mengalun kelu
Sunyi semesta
Dalam tetabuhan kalbu

Pada gamelan jiwa
Berdenting rindu
Mengayuh sampan usia
Ke tepian waktu

1982

Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Pada Gamelan Jiwa" karya Acep Zamzam Noor merupakan salah satu karya yang memadukan nuansa musikal, spiritual, dan reflektif. Melalui larik-larik sederhana namun sarat makna, penyair mengekspresikan perjalanan batin manusia yang penuh kerinduan, kesunyian, dan keterhubungan dengan waktu.

Tema

Tema utama puisi ini adalah renungan batin tentang cinta, kerinduan, dan perjalanan hidup. Kehidupan digambarkan sebagai sebuah gamelan, instrumen musik tradisional Jawa yang penuh harmoni, denting, dan getaran. Melalui simbol gamelan, penyair menekankan keseimbangan antara rasa, waktu, dan perjalanan manusia.

Puisi ini bercerita tentang kehidupan yang diibaratkan sebagai gamelan—tempat segala rasa, duka, rindu, dan cinta berpadu menjadi musik jiwa. Ada kerinduan yang berdenting, ada kesunyian yang melingkupi semesta batin, dan ada perjalanan usia yang perlahan mengarah ke tepian waktu, yakni ujung kehidupan.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup manusia tidak lepas dari irama batin yang dimainkan oleh cinta, rindu, kesunyian, dan perjalanan menuju akhir. Gamelan jiwa bukan sekadar musik, melainkan representasi spiritual bahwa segala sesuatu bergetar dan selaras dengan semesta. Kehidupan berjalan seperti musik: ada nada tinggi dan rendah, ada harmoni, ada pula hening.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini terasa sendu, hening, dan reflektif. Ada kesan kesedihan yang lembut, tapi juga menenangkan. Suasana ini semakin kuat dengan penggunaan kata-kata seperti sendu, kelu, sunyi, dan rindu.

Amanat / Pesan yang disampaikan

Pesan dari puisi ini adalah pentingnya mendengarkan suara batin. Hidup seperti gamelan: jika dimainkan dengan hati, ia menghadirkan harmoni; jika diabaikan, ia kehilangan makna. Penyair seolah ingin mengingatkan bahwa rindu, cinta, dan perjalanan usia adalah bagian dari irama kehidupan yang harus diterima dengan lapang.

Imaji

Imaji yang muncul dalam puisi ini kuat dalam pendengaran (bermain lagu, getar asmarandana, tetabuhan kalbu, berdenting rindu). Imaji tersebut mengajak pembaca untuk “mendengar” musik kehidupan yang mengalun dalam jiwa. Selain itu, imaji perjalanan juga tampak pada larik mengayuh sampan usia ke tepian waktu, menghadirkan gambaran visual tentang perjalanan hidup menuju akhir.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: jiwa diibaratkan sebagai gamelan, kehidupan sebagai sampan yang berlayar menuju tepian waktu.
  • Personifikasi: rindu yang berdenting dan semesta yang sunyi dalam tetabuhan kalbu, seolah-olah benda mati memiliki nyawa.
  • Simbolik: gamelan sebagai simbol harmoni kehidupan, sampan usia sebagai simbol perjalanan manusia menuju kematian.
Puisi "Pada Gamelan Jiwa" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah refleksi puitis yang penuh makna. Melalui metafora gamelan, penyair mengajak pembaca untuk merenungi kehidupan sebagai sebuah musik batin yang penuh rasa—sendu, rindu, sunyi, namun tetap indah.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Pada Gamelan Jiwa
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.