Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pertemuan (Karya Leon Agusta)

Puisi "Pertemuan" karya Leon Agusta bercerita tentang situasi ketika dua orang bertemu, namun kata-kata sudah tidak diperlukan lagi. Dalam kondisi ...
Pertemuan

Bila tak ada kata untuk dikatakan lagi
Sedikit senyum kan jadi bulan dan matahari

1973

Sumber: Horison (Januari, 1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Pertemuan" karya Leon Agusta meskipun sangat singkat, menyimpan makna yang padat dan universal. Dengan hanya dua baris, penyair berhasil menangkap esensi dari momen perjumpaan yang sederhana namun berarti. Pilihan kata yang minim justru memperkuat daya puitisnya, seolah menegaskan bahwa keindahan tidak memerlukan banyak kata.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kehangatan dan makna dari pertemuan sederhana. Leon Agusta menampilkan bagaimana komunikasi tidak selalu harus berupa kata-kata, karena senyuman pun dapat menjadi simbol keakraban, penerimaan, dan kebahagiaan.

Puisi ini bercerita tentang situasi ketika dua orang bertemu, namun kata-kata sudah tidak diperlukan lagi. Dalam kondisi itu, sebuah senyuman saja cukup untuk menyampaikan makna yang mendalam, seolah senyum tersebut memiliki kekuatan sebesar bulan dan matahari—dua sumber cahaya yang menerangi kehidupan.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa kehangatan hubungan manusia sering kali lebih kuat dari sekadar ungkapan verbal. Senyum yang tulus mampu menggantikan ribuan kata dan membawa cahaya dalam hubungan, sebagaimana bulan dan matahari memberi terang bagi bumi. Ada juga pesan bahwa kesederhanaan dalam interaksi justru bisa lebih murni dan mengesankan.

Suasana dalam puisi

Suasana dalam puisi ini terasa hangat, damai, dan intim. Muncul kesan ketenangan yang tercipta dari pertemuan yang tidak dibebani oleh banyak kata, melainkan cukup dengan bahasa tubuh yang penuh makna.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang dapat diambil adalah bahwa tidak semua hal perlu diungkapkan dengan kata-kata; sering kali, kehangatan dan ketulusan bisa disampaikan lewat isyarat sederhana seperti senyuman. Puisi ini mengingatkan kita untuk menghargai momen kebersamaan yang sederhana namun penuh arti.

Imaji

Puisi ini memunculkan imaji visual yang sederhana namun kuat:
  • Visual alam: “bulan dan matahari” sebagai simbol terang, harapan, dan kehidupan.
  • Visual ekspresi: senyuman yang diibaratkan mampu menyinari seperti benda langit tersebut.

Majas

Beberapa majas yang digunakan antara lain:
  • Metafora: senyum diibaratkan sebagai bulan dan matahari, menggambarkan kekuatan dan kehangatannya.
  • Simbolisme: bulan dan matahari melambangkan penerangan, energi, dan sumber kehidupan.
  • Hiperbola: senyum yang memiliki dampak sebesar cahaya benda langit, untuk menegaskan kekuatan ekspresi nonverbal.
Puisi "Pertemuan" karya Leon Agusta adalah contoh bagaimana puisi singkat bisa memuat makna mendalam. Dengan hanya dua baris, penyair mengajarkan bahwa interaksi manusia tidak selalu memerlukan kata, karena terkadang sebuah senyuman tulus sudah cukup untuk menghangatkan hati dan menerangi jiwa.

Leon Agusta
Puisi: Pertemuan
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.