Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rindu Ibu (Karya Abdul Wachid B. S.)

Puisi "Rindu Ibu" karya Abdul Wachid B. S. mengajak pembaca untuk merenungkan nilai keberadaan orang tua dalam hidup, keintiman hubungan keluarga, ...
Rindu Ibu

Ibu,
di ambang bulan, di ramadhan ini
di dini hari di saat subuh menanti
kulayangkan fatihah berkali kepadamu
mataair airmata bermuara
diharubiru rindu

Ibu,
di pintu bulan, di ramadhan ini
di pagi di saat subuh berganti mentari
kutelponkan ungkapan ampun nurani kepadamu
batu-batu kali batu-batu hati terkikis
tersedu airmata rindu

Yogyakarta, 21 Agustus 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu Ibu" karya Abdul Wachid B. S. adalah ungkapan yang mendalam dan emosional tentang kerinduan seorang anak terhadap ibunya, terutama dalam suasana bulan Ramadan yang penuh berkah dan introspeksi.

Simbolisme Bulan dan Ramadan: Penyair menggunakan bulan dan Ramadan sebagai latar belakang untuk ekspresi rindu terhadap ibu. Bulan Ramadan dianggap sebagai waktu yang penuh berkah dan keberkahan, yang menimbulkan refleksi mendalam dan keinginan untuk berhubungan dengan orang-orang tercinta, termasuk ibu.

Penggunaan Bahasa dan Gambaran: Penggunaan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat menciptakan suasana yang melankolis dan introspektif. Kata-kata seperti "mata air airmata bermuara" dan "batu-batu kali batu-batu hati terkikis" menciptakan gambaran yang mendalam tentang kerinduan yang membanjiri hati sang penyair.

Rasa Kerinduan yang Dalam: Puisi ini mencerminkan rasa kerinduan yang dalam dan tidak terucapkan terhadap ibu. Penyair merenungkan kehadiran ibunya, bahkan di saat-saat yang paling suci dan berkah. Kerinduan ini mengalir seperti air mata yang tidak terbendung, menunjukkan kedalaman perasaan sang penyair terhadap ibunya.

Ungkapan Penyesalan dan Ampunan: Penyair mengekspresikan penyesalannya dan mengungkapkan permohonan ampun kepada ibunya. Dia merasa terkikis oleh batu-batu hati yang keras, mungkin karena kegagalan dalam memberikan penghargaan dan kasih sayang yang sesungguhnya kepada ibunya.

Penuh Kehangatan dan Kedalaman Emosi: Puisi ini menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan kedalaman emosi. Rindu yang dirasakan penyair terhadap ibunya membawa pembaca pada perjalanan melalui keintiman dan kerinduan yang universal dalam hubungan orang tua dan anak.

Puisi "Rindu Ibu" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah ungkapan yang mendalam tentang rindu dan kerinduan seorang anak terhadap ibunya, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah. Melalui penggunaan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat, penyair berhasil menyampaikan kompleksitas perasaan, introspeksi, dan penyesalan yang terkait dengan hubungan antara ibu dan anak. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai keberadaan orang tua dalam hidup, keintiman hubungan keluarga, dan pentingnya mengungkapkan rasa cinta dan penghargaan kepada mereka selama mereka masih ada.

Abdul Wachid B. S.
Puisi: Rindu Ibu
Karya: Abdul Wachid B. S.
© Sepenuhnya. All rights reserved.