Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rindu (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Rindu" karya Harijadi S. Hartowardojo menggambarkan kerinduan, kegelisahan, dan perenungan tentang keberadaan manusia dalam hubungannya ...
Rindu

datang
datang
bayangan
mata nyelang

sayang,
masih menanti jugakah
engkau dan berdoa
meminta caya
dari Mekkah
Darussalam

ia berjalan terus
luka
sendiri
tak bernabi
lupa Tuhan dalam
derita
beban: manusia

bila hari-hari ria
ia sembah Tuhannya
dalam kepahitan rasa

berjalan terus ia
luka bayang

Meninggalkan rumah tua dan rimba sunyi ini
Sia-sia
Menempa baja dari batukali.

Sumber: Luka Bayang (1964)

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya yang menyampaikan kerinduan, kegelisahan, dan perenungan tentang eksistensi manusia dalam konteks spiritualitas dan kemanusiaan. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan hidup dan pencarian makna di tengah kehidupan yang penuh dengan penderitaan.

Kerinduan dan Keputusasaan: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana kerinduan yang mendalam. Bayangan akan seseorang yang dicintai atau diharapkan datang menjadi pusat perhatian dalam puisi ini. Namun, kerinduan itu terasa sia-sia, dan keputusasaan mewarnai suasana karena sang kekasih belum juga datang.

Perjalanan Spiritual: Ada elemen spiritual yang kuat dalam puisi ini. Penggunaan kata-kata seperti "Mekkah" dan "Darussalam" mengisyaratkan perjalanan spiritual yang mendalam, di mana sang penulis berharap untuk mendapatkan kekuatan dan ketenangan dari sumber spiritualitas yang suci.

Pertimbangan tentang Tuhan dan Manusia: Puisi ini menggambarkan perenungan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan penderitaan yang ada di dunia. Meskipun sang pujangga sembah Tuhan dalam kepahitan rasa, ia merasa bahwa Tuhan tampaknya lupa akan penderitaan manusia di bumi.

Perjalanan Hidup: Di bait terakhir, penyair menunjukkan perjalanan hidup sebagai suatu tantangan yang sulit. Meninggalkan "rumah tua dan rimba sunyi" menunjukkan perjalanan menuju kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan. Namun, upaya untuk "menempa baja dari batukali" menunjukkan tekad untuk tetap kuat dan menghadapi segala rintangan.

Puisi "Rindu" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya yang menggambarkan kerinduan, kegelisahan, dan perenungan tentang keberadaan manusia dalam hubungannya dengan spiritualitas dan penderitaan di dunia. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini menimbulkan refleksi tentang perjalanan hidup, harapan, dan hubungan dengan Tuhan.
Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Rindu
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.