Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta (Karya Roman Adiwijaya)

Puisi "Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta" karya Roman Adiwijaya bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berjuang menghadapi kenyataan pahit ...

Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta


Ingin kuucap kata itu
Namun kusadar, tak ada lagi aku di hatimu
Belum bisa kuhilangkan senyuman itu
Dari hati yang tengah dilanda kesepian

Aku masih menyayangimu
Meski kutahu itu dungu
Ku hanya ingin kautahu
Diri ini, masih sayang, cinta padamu

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta" karya Roman Adiwijaya merupakan salah satu karya yang menyingkap sisi rapuh manusia ketika berhadapan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan atau hubungan yang sudah berakhir. Melalui larik-larik sederhana, penyair mengajak pembaca merasakan getirnya rindu yang tak tersampaikan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan dan cinta yang tak terbalaskan. Puisi ini merekam perasaan seseorang yang masih menyimpan cinta mendalam, meski ia sadar bahwa dirinya sudah tidak lagi memiliki ruang di hati orang yang dicintainya.

Puisi ini bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berjuang menghadapi kenyataan pahit setelah kehilangan cinta. Ia ingin mengungkapkan kata rindu, namun sadar bahwa cintanya tidak lagi diterima. Meski demikian, perasaan itu tetap ada, menyala dalam dirinya, meski dianggap “dungu” oleh dirinya sendiri.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kerapuhan manusia dalam mencintai dan sulitnya melepaskan seseorang yang begitu membekas dalam hati. Ada paradoks antara kesadaran rasional bahwa cinta itu tak lagi mungkin, dengan sisi emosional yang tetap ingin menggenggam kenangan. Puisi ini seakan mengajarkan bahwa cinta tidak selalu logis—kadang ia bertahan meski harapan sudah padam.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini dominan melankolis, getir, sekaligus penuh kerinduan. Ada nuansa sepi yang mengiringi perasaan tokoh lirik, terutama pada bagian “Belum bisa kuhilangkan senyuman itu / Dari hati yang tengah dilanda kesepian”. Suasana ini membuat pembaca seakan turut larut dalam kesedihan cinta yang tidak lagi bisa dimiliki.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang bisa ditarik dari puisi ini adalah bahwa perasaan cinta yang tulus tidak selalu berakhir dengan kebahagiaan bersama. Kadang, cinta mengajarkan manusia arti kesabaran, keikhlasan, dan keberanian untuk menerima kenyataan. Meski menyakitkan, setiap perasaan memiliki nilai untuk dipelajari dan dikenang.

Imaji

Imaji dalam puisi ini banyak menggunakan imaji perasaan (afektif). Misalnya, larik “Belum bisa kuhilangkan senyuman itu / Dari hati yang tengah dilanda kesepian” menghadirkan gambaran batin seorang tokoh yang masih terikat kenangan manis di tengah kesendirian. Imaji ini membuat pembaca ikut merasakan gejolak emosional sang tokoh lirik.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
  • Majas repetisi → “Aku masih menyayangimu / … / masih sayang, cinta padamu” menunjukkan penegasan rasa cinta yang tak kunjung padam.
  • Majas hiperbola → “Meski kutahu itu dungu” memberikan kesan berlebihan untuk menekankan ketidaklogisan mencintai seseorang yang sudah tidak lagi membalas perasaan.
  • Majas personifikasi tersirat pada “Belum bisa kuhilangkan senyuman itu / Dari hati yang tengah dilanda kesepian” seolah-olah hati digambarkan sebagai makhluk hidup yang bisa dilanda rasa sepi.
Puisi "Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta" karya Roman Adiwijaya menghadirkan kisah cinta yang pahit namun indah untuk direnungkan. Tema kerinduan, kisah cinta tak terbalaskan, suasana melankolis, serta penggunaan imaji dan majas sederhana menjadikan puisi ini dekat dengan kehidupan banyak orang. Puisi ini menegaskan bahwa cinta tidak selalu harus berujung pada kebersamaan, tetapi bisa tetap hidup sebagai perasaan yang abadi di dalam hati.

Roman Adiwijaya
Puisi: Rindu Untuknya, yang di Yogyakarta
Karya: Roman Adiwijaya

Biodata Roman Adiwijaya:
  • Roman Adiwijaya saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka, Prodi Ilmu Hukum.
© Sepenuhnya. All rights reserved.