Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Rumah Singgah (Karya Amanda Amalia Putri)

Puisi “Rumah Singgah” karya Amanda Amalia Putri bercerita tentang pengalaman seseorang yang menemukan rumah sejati pada sosok yang dicintai.

Rumah Singgah


Rumah tidak selalu berbentuk bangunan
Yang dimaksud adalah seseorang yang sangat dicintai,
Di mana aku bisa merasakan debaran jantung meningkat dua kali lipat
Jadi seperti ini caranya mengetahui jika sedang dilanda asmara
Tempat paling ternyaman adalah bersandar di bahumu
Merasa aman, nyaman bahkan aku tidak ragu sama sekali
Mengambil tindakan yang mungkin bisa terbilang berbahaya
Kau memanggil namaku dengan sebutan yang tidak biasa: sayang
Panggilan itu terdengar cukup menggelikan namun aku menyukainya
Mengubah rasa penasaran menjadi rasa cinta yang lebih dalam
Dengan penuh harapan, rumah ini berdiri kokoh menjulang
tinggi menembus gumpalan putih kapas awan.

Ketapang, 29 Juli 2025

Analisis Puisi:

Puisi “Rumah Singgah” karya Amanda Amalia Putri adalah salah satu karya yang mengangkat pengalaman batin manusia dalam memahami cinta dan keintiman. Melalui bahasa sederhana tetapi penuh makna, penyair menghadirkan perasaan hangat, aman, dan nyaman yang lahir dari kehadiran seseorang yang dicintai. Puisi ini menggambarkan bagaimana cinta dapat menjelma menjadi "rumah" — tempat kembali, beristirahat, sekaligus sumber kekuatan untuk menghadapi dunia luar.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah cinta sebagai rumah. Rumah tidak lagi dipandang hanya sebatas bangunan fisik, melainkan sosok yang dicintai dan menjadi tempat pulang secara emosional. Tema ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa kenyamanan sejati sering kali tidak berasal dari materi, melainkan dari kehadiran seseorang yang memberi rasa aman dan kasih sayang.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman seseorang yang menemukan rumah sejati pada sosok yang dicintai. Ia menggambarkan bagaimana keberadaan orang tersebut memberikan ketenangan batin, bahkan membuat hal-hal sederhana seperti panggilan sayang terdengar begitu berarti. Dari debaran jantung, rasa penasaran, hingga tumbuhnya cinta mendalam, semua dituangkan dalam gambaran bahwa hubungan kasih bisa menjadi tempat singgah yang paling membahagiakan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa rumah tidak selalu identik dengan bangunan fisik, melainkan bisa berupa hubungan emosional yang mendalam dengan seseorang. Penyair ingin menunjukkan bahwa rasa aman, nyaman, dan keyakinan sejati tidak selalu lahir dari tempat, melainkan dari manusia lain yang memberi ruang untuk diterima apa adanya. Selain itu, puisi ini juga menyinggung bahwa cinta dapat membuat seseorang berani mengambil risiko demi perasaan yang tulus.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah hangat, intim, dan penuh kasih sayang. Ada kedamaian ketika tokoh lirik menggambarkan kenyamanan bersandar pada bahu sang kekasih, ada kehangatan dalam panggilan sederhana “sayang,” serta ada optimisme yang tergambar dari harapan akan cinta yang kokoh dan menjulang tinggi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat dipetik dari puisi ini adalah bahwa rumah sejati adalah tempat hati merasa tenang, diterima, dan dicintai. Rumah tidak harus berupa bangunan mewah, melainkan bisa hadir melalui seseorang yang membuat hidup terasa lebih berarti. Penyair juga menyampaikan bahwa cinta yang tulus mampu menumbuhkan keberanian dan harapan besar dalam hidup.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji perasaan dan visual. Misalnya:
  • “merasakan debaran jantung meningkat dua kali lipat” menghadirkan imaji fisik yang menggambarkan rasa gugup karena cinta.
  • “bersandar di bahumu” memberikan imaji visual sekaligus rasa aman.
  • “rumah ini berdiri kokoh menjulang tinggi menembus gumpalan putih kapas awan” menghadirkan imaji visual yang penuh harapan dan kebahagiaan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – “Rumah tidak selalu berbentuk bangunan” yang memaknai rumah sebagai sosok yang dicintai.
  • Hiperbola – “rumah ini berdiri kokoh menjulang tinggi menembus gumpalan putih kapas awan”, menggambarkan cinta yang begitu besar dan penuh harapan.
  • Personifikasi – ketika "rumah" digambarkan seperti entitas hidup yang mampu memberi rasa aman dan kenyamanan.
Puisi “Rumah Singgah” karya Amanda Amalia Putri adalah karya yang memaknai cinta sebagai rumah emosional. Dengan tema cinta, bercerita tentang pengalaman menemukan rasa nyaman pada orang terkasih, serta mengandung makna tersirat tentang arti rumah yang sejati, puisi ini menghadirkan suasana hangat dan penuh kasih. Melalui imaji yang kuat serta penggunaan majas metafora dan hiperbola, penyair berhasil menyampaikan amanat bahwa cinta yang tulus adalah tempat pulang terbaik bagi setiap manusia.

Puisi Amanda Amalia Putri
Puisi: Rumah Singgah
Karya: Amanda Amalia Putri

Biodata Amanda Amalia Putri:
  • Amanda Amalia Putri lahir pada tanggal 28 Februari 2004 di Banyuwangi. Ia suka mengisi waktu luangnya dengan menulis puisi. Puisi-puisinya dimuat di berbagai media, baik online ataupun offline.
  • Puisi-puisinya juga bisa dijumpai di dalam buku antologi bersama, termasuk: Pengembara Rindu (2020), Senandung Bait Cinta Pertama (2023), Gugur Cinta ke Pelukan Rindu (2023), Rahasia Hati yang Tak Pernah Terucap (2023), Simpul Rasa (2023), Aku di Garis Penantian (2024), Jejak Masa Lalu (2025), dan Luka yang tak Bersuara (2025).
© Sepenuhnya. All rights reserved.