Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sajak Patah Hati (Karya Roman Adiwijaya)

Puisi “Sajak Patah Hati” karya Roman Adiwijaya bercerita tentang seseorang yang mencintai dengan sungguh-sungguh, berupaya memberikan yang terbaik ...

Sajak Patah Hati


Mengapa kau sembunyikan
Diriku sudah mengupayakan
Agar bisa membahagiakan

Namun kau tetap melukai
Hati yang mencintaimu dengan seutuhnya
Kau mendua dariku
Yang selalu ingin menjadi yang terbaik
Untukmu

Analisis Puisi:

Puisi berjudul “Sajak Patah Hati” karya Roman Adiwijaya merupakan gambaran ekspresif dari sebuah luka batin yang dalam akibat pengkhianatan cinta. Meskipun menggunakan bahasa yang sederhana, puisi ini menyimpan kedalaman emosional yang kuat. Penulis mencurahkan perasaannya secara langsung dan jujur, menjadikannya mudah diresapi oleh siapa pun yang pernah mengalami sakit hati karena dikhianati oleh orang yang dicintainya.

Tema

Tema utama puisi ini adalah pengkhianatan dan patah hati dalam cinta. Penulis menggambarkan perasaan seseorang yang telah memberikan usaha terbaik untuk membahagiakan pasangannya, tetapi pada akhirnya justru dikhianati.

Tema ini juga berkelindan dengan kesetiaan yang tidak dihargai, rasa kecewa, serta kekecewaan terhadap harapan yang tidak terpenuhi dalam hubungan asmara.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mencintai dengan sungguh-sungguh, berupaya memberikan yang terbaik bagi pasangannya, namun akhirnya dikhianati karena pasangannya ternyata berselingkuh atau "mendua".

Narasi dalam puisi ini adalah narasi universal tentang rasa dikhianati oleh orang yang dipercaya dan dicintai sepenuh hati. Penulis tidak menggunakan alur yang rumit, tetapi langsung menyentuh inti rasa: kecewa karena cinta yang tidak dibalas dengan setia.

Makna Tersirat

Beberapa makna tersirat dari puisi ini adalah:
  1. Kesetiaan tidak selalu berbalas dengan kesetiaan. Dalam hubungan cinta, memberi yang terbaik belum tentu membuat kita dihargai sebagaimana mestinya.
  2. Patah hati adalah bagian dari pengalaman manusia yang emosional. Ia tak hanya soal kehilangan, tetapi juga soal perjuangan yang sia-sia dan luka karena pengkhianatan.
  3. Manusia memiliki batas. Ketika seseorang berusaha sepenuh hati dan masih dilukai, rasa kecewa yang timbul bisa mendalam dan menghancurkan.
  4. Ada kekecewaan mendalam terhadap relasi yang semula diyakini tulus. Penulis merasa dikhianati karena merasa telah melakukan semua yang bisa ia lakukan untuk mencintai pasangannya.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini adalah sendu, pilu, dan penuh luka emosional. Setiap larik seolah mengandung kepedihan dan ketulusan yang tak berbalas.

Kesan yang ditimbulkan sangat personal dan menyayat, terutama karena penggambaran perasaan dilakukan dengan jujur tanpa simbolisme yang rumit. Pembaca seolah diajak langsung masuk ke dalam perasaan penulis yang sedang berada dalam fase duka emosional.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini membawa beberapa pesan penting, di antaranya:
  1. Cinta membutuhkan dua arah. Kesetiaan dan pengorbanan yang hanya datang dari satu pihak tidak akan bisa membangun hubungan yang sehat.
  2. Hargailah orang yang mencintai dengan sungguh-sungguh. Ketika seseorang sudah berusaha membahagiakanmu, jangan menyakitinya dengan pengkhianatan.
  3. Jangan mudah mendua dalam cinta. Perselingkuhan bukan hanya soal mencari cinta baru, tapi juga menghancurkan jiwa seseorang yang telah percaya sepenuhnya.
  4. Belajarlah menerima kenyataan meskipun pahit. Terkadang cinta yang tulus pun harus belajar melepaskan saat dikhianati.

Imaji

Meskipun puisi ini tidak menggunakan banyak gambaran visual eksplisit, namun imaji yang ditimbulkan adalah emosional dan psikologis, misalnya:

“Kau tetap melukai / Hati yang mencintaimu dengan seutuhnya”

Menggambarkan perasaan hancur dari seseorang yang tulus mencinta namun tetap disakiti.

“Diriku sudah mengupayakan / Agar bisa membahagiakan”

Membangun imaji usaha yang sungguh-sungguh namun sia-sia.

Imaji dalam puisi ini tidak bersifat puitik dalam arti estetika alam atau benda, tetapi puitik dalam dimensi emosional.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkuat makna emosional, di antaranya:
  • Metafora – “Diriku sudah mengupayakan / Agar bisa membahagiakan” → kata “diriku” dan “upaya” dipakai untuk menyimbolkan seluruh dedikasi cinta yang telah diberikan.
  • Hiperbola – “Mencintaimu dengan seutuhnya” → menunjukkan tingkat cinta yang sangat dalam dan total.
  • Ironi – “Kau mendua dariku / Yang selalu ingin menjadi yang terbaik” → ironi muncul dari kontras antara kesungguhan cinta dengan balasan pengkhianatan.
Puisi “Sajak Patah Hati” karya Roman Adiwijaya adalah sebuah luapan perasaan dari seseorang yang dikhianati oleh cinta yang ia pelihara dengan segenap hati. Dengan bahasa yang lugas dan jujur, puisi ini menggambarkan patah hati akibat cinta yang tidak dibalas dengan kesetiaan.

Meskipun sederhana, sajak ini kaya akan emosi, kejujuran, dan nilai-nilai reflektif tentang bagaimana seharusnya cinta dijalani. Ia menyuarakan luka yang sunyi, namun juga mewakili banyak suara patah hati yang tak mampu terucap.

Dan dari sajak ini, kita belajar bahwa cinta tak selalu berakhir dengan bahagia. Tapi dari luka yang ditinggalkan, puisi bisa lahir — menjadi saksi sunyi bahwa cinta pernah hadir.

Roman Adiwijaya
Puisi: Sajak Patah Hati
Karya: Roman Adiwijaya

Biodata Roman Adiwijaya:
  • Roman Adiwijaya saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka, Prodi Ilmu Hukum.
© Sepenuhnya. All rights reserved.