Selamat Pagi, Bali
Di balik hotel megah
Bali tetap merawat sawah
Pagi yang hening
menanti padi menguning
Dedaunan melambai gemulai
menyapa hati yang damai
Denpasar, 24 Juli 2016
Analisis Puisi:
Puisi "Selamat Pagi, Bali" karya Aspar Paturusi adalah karya singkat namun kaya makna. Dalam bait-bait sederhana, penyair menghadirkan suasana pagi di Bali yang bukan hanya indah secara fisik, tetapi juga sarat nilai budaya dan kearifan lokal. Keindahan alam dan kehidupan masyarakat Bali terbingkai harmonis antara modernitas dan tradisi.
Tema
Tema puisi ini adalah keharmonisan antara modernitas dan tradisi di Bali. Meski Bali dikenal dengan hotel-hotel megah yang menjadi ikon pariwisata, penyair menekankan bahwa tanah dan budaya Bali tetap lekat dengan akar pertaniannya, terutama sawah sebagai simbol kehidupan dan kesederhanaan.
Puisi ini bercerita tentang keindahan pagi di Bali yang tetap memelihara kesahajaan di balik kemewahan pariwisata. Di balik hotel-hotel besar, masyarakat Bali tetap merawat sawahnya, menunggu padi menguning, dan menyatu dengan alam. Penyair seolah ingin menunjukkan wajah ganda Bali: satu sisi modern dan kosmopolitan, sisi lain tetap natural, agraris, dan damai.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah pesan keseimbangan hidup. Modernitas tidak selalu harus menghapus tradisi, begitu juga kemajuan tidak semestinya menggerus kearifan lokal. Bali menjadi contoh bagaimana tradisi agraris masih dijaga meski arus pariwisata internasional begitu kuat. Di sisi lain, puisi ini juga menyiratkan pesan tentang ketenangan batin yang hadir ketika manusia masih terhubung dengan alam.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah tenang, damai, dan penuh kesyukuran. Gambaran pagi yang hening, sawah yang menunggu panen, serta dedaunan yang melambai menciptakan nuansa spiritual yang menenangkan.
Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi
Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah bahwa kemajuan dan pariwisata tidak boleh melupakan akar tradisi serta hubungan manusia dengan alam. Kehidupan sederhana seperti bertani tetap memiliki nilai luhur, membawa ketenangan hati, dan memberi makna sejati dalam hidup.
Imaji
Imaji dalam puisi ini begitu kuat, terutama dalam bentuk imaji visual:
- “Di balik hotel megah / Bali tetap merawat sawah” menggambarkan kontras antara bangunan modern dengan hamparan sawah tradisional.
- “Pagi yang hening / menanti padi menguning” menghadirkan bayangan suasana pedesaan yang damai.
- “Dedaunan melambai gemulai / menyapa hati yang damai” menciptakan imaji pergerakan alam yang menenangkan.
Majas
Puisi ini menggunakan beberapa majas sederhana namun efektif, di antaranya:
- Personifikasi: “Dedaunan melambai gemulai / menyapa hati yang damai” memberi sifat manusia pada daun yang seolah bisa menyapa.
- Kontras: perbandingan antara hotel megah dan sawah menunjukkan perbedaan dunia modern dan tradisional.
- Metafora: pagi yang hening seolah menjadi simbol kehidupan yang tenteram dan penuh kesabaran.
Puisi "Selamat Pagi, Bali" karya Aspar Paturusi adalah potret kecil tentang keseimbangan antara modernitas dan tradisi. Dengan bahasa sederhana, penyair mengingatkan bahwa kemajuan tidak boleh melupakan akar budaya dan kearifan lokal. Bali hadir bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai ruang batin yang damai, tempat manusia kembali menyatu dengan alam.
Karya: Aspar Paturusi
Biodata Aspar Paturusi:
- Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
- Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
