Seorang Lelaki Kelana di Dunia Batin
seorang lelaki kelana di dunia batin
sudah akrab dengan gelap
yang menuntun ke pusat cahaya
hanya kepadanya ia akan menyerah
seorang lelaki kelana di dunia batin
kembali tanya siapa nama dirinya
mata angin mana membimbing pulang
hanya kepadanya ia akan menyerah
seorang lelaki kelana di dunia batin
merambah gapura hakikat ada dan tiada
menganga menguak tabir nasib
melihat isi alam raya dalam manusia
bebas dan merdeka
1985
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Seorang Lelaki Kelana di Dunia Batin" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan spiritual seorang lelaki dalam eksplorasi batinnya. Puisi ini merangkum perjalanan pribadi yang menuju cahaya dan makna yang lebih dalam dalam kehidupan.
Pencarian Identitas: Baris pertama, "seorang lelaki kelana di dunia batin," mengindikasikan sebuah perjalanan pencarian identitas. Puisi ini berbicara tentang pengembaraan spiritual seorang lelaki yang tengah menjelajahi aspek-aspek batininya.
Kontras Gelap dan Cahaya: "Gelap yang menuntun ke pusat cahaya" menciptakan kontras antara kegelapan dan cahaya. Ini bisa diartikan sebagai perjuangan pribadi untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dalam kehidupan, yang seringkali melibatkan perjalanan dari ketidakpastian menuju pencerahan.
Tantangan dan Penyerahan: Baris "hanya kepadanya ia akan menyerah" menekankan pentingnya penyerahan pada kegelapan dan cahaya yang ada dalam batinnya. Pencarian diri dan makna seringkali melibatkan pengakuan akan keterbatasan dan penerimaan terhadap kompleksitas kehidupan.
Pertanyaan Eksistensial: "kembali tanya siapa nama dirinya," menggambarkan pertanyaan eksistensial tentang identitas dan makna diri. Pencarian akan identitas seringkali menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual.
Navigasi Spiritual: "Mata angin mana membimbing pulang" menciptakan gambaran navigasi spiritual. Mata angin sebagai simbol arah menggambarkan upaya untuk menemukan jalan pulang ke esensi dan makna hidup.
Kedalaman Hakikat dan Realitas: "Menganga menguak tabir nasib, melihat isi alam raya dalam manusia" mengisyaratkan kepada eksplorasi dalam kedalaman hakikat dan realitas. Pengamatan dalam dan pemahaman terhadap dimensi spiritual dan esensi manusia menjadi fokus utama.
Kebebasan dan Kemerdekaan: "Merdeka dan bebas" menjadi penegasan bahwa eksplorasi batin ini membawa keadaan kemerdekaan pikiran dan penghayatan yang lebih dalam.
Puisi "Seorang Lelaki Kelana di Dunia Batin" karya Wiji Thukul adalah sebuah perjalanan spiritual yang menggambarkan eksplorasi pribadi menuju cahaya, makna diri, dan kedalaman hakikat. Dengan menghadapi kontras antara gelap dan cahaya, serta menjalani navigasi spiritual, sang lelaki meraih pemahaman tentang eksistensinya dan hakikat kehidupan.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
