Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Subuh (Karya Ook Nugroho)

Puisi "Subuh" karya Ook Nugroho bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berada di waktu subuh, saat malam belum sepenuhnya hilang dan pagi belum ..
Subuh

Rumah masih berbau malam
Ruang tamu dihuni para hantu
Kakiku tampak tak terburu-buru
Mengais alamat dalam kotak kenangan

Kuhaturkan salam tulus
Kepada sahabat pintu dan jendela
Kujanjikan juga perjalanan baru
Meski masih lama lagi agaknya

Bulan belum sepenuhnya padam
Dari atas atap gubuk ronda
Beberapa butir bintang dan lelampu
Berebut memasuki saku bajuku

Seakan mereka tengah memohon
Sekadar lubang tempat sembunyi
Dari ancaman buruk mengerikan
Pagi yang belum diberi nama

Dua puluh jemari anganku
Liar melanglang merambah jagat
Menembus ufuk membongkar inti kisah
Lama terperam di ceruk subuh?

Analisis Puisi:

Tema puisi "Subuh" berkisar pada refleksi pribadi di waktu peralihan antara malam dan pagi, yang sarat dengan imajinasi, kenangan, dan rasa penasaran terhadap hari yang akan datang. Subuh digambarkan bukan sekadar waktu, tetapi sebagai ruang batin yang memadukan suasana hening, misteri, dan harapan.

Puisi ini bercerita tentang seorang tokoh lirik yang berada di waktu subuh, saat malam belum sepenuhnya hilang dan pagi belum sepenuhnya datang. Ia mengamati suasana sekitar—bau malam yang masih terasa, sinar bulan dan bintang yang mencoba bertahan, hingga rasa misterius yang menyelimuti pagi. Tokoh lirik juga menggambarkan perjalanan batin untuk menemukan makna atau "inti kisah" yang masih tersembunyi di ceruk subuh.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah pencarian makna hidup di tengah fase peralihan—baik dalam arti waktu (malam ke pagi) maupun perjalanan batin. Subuh melambangkan momen transisi yang penuh potensi, di mana harapan, ketakutan, dan kenangan bercampur. Ada kesan bahwa dalam setiap awal, selalu ada sisa masa lalu yang ikut terbawa, dan dalam setiap langkah ke depan, ada misteri yang belum terjawab.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang dihadirkan dalam puisi ini adalah campuran antara hening, misterius, dan sedikit melankolis. Kesunyian subuh memunculkan ruang bagi tokoh lirik untuk merenung, sementara bayangan “para hantu” dan “ancaman buruk” menambah lapisan rasa waspada dan ketegangan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang dapat diambil adalah pentingnya menyadari momen transisi dalam hidup sebagai ruang untuk refleksi, mengingat masa lalu, sekaligus menatap masa depan dengan kewaspadaan. Subuh mengajarkan bahwa setiap awal selalu mengandung jejak malam dan setiap harapan memerlukan kesiapan menghadapi tantangan.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual, antara lain:
  • Visual: “Bulan belum sepenuhnya padam”, “butir bintang dan lelampu berebut memasuki saku bajuku”
  • Indera penciuman: “Rumah masih berbau malam”
  • Indera peraba: “Kakiku tampak tak terburu-buru”
  • Indera perasaan: suasana hening bercampur tegang saat “pagi yang belum diberi nama”
Imaji ini membuat pembaca seolah ikut berada di dalam momen subuh yang digambarkan.

Majas

Beberapa majas yang muncul antara lain:
  • Personifikasi: “Bintang dan lelampu berebut memasuki saku bajuku” memberi sifat manusia pada benda mati.
  • Metafora: “Kotak kenangan” sebagai simbol tempat menyimpan memori.
  • Hiperbola: “Dua puluh jemari anganku liar melanglang merambah jagat” untuk menggambarkan luasnya jangkauan imajinasi.
  • Eufemisme: “Ancaman buruk mengerikan” yang terasa menyamarkan ancaman nyata dengan bahasa puitis.

Ook Nugroho
Puisi: Subuh
Karya: Ook Nugroho

Biodata Ook Nugroho:
  • Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.