Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Talibun Delapan Sebait (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Talibun Delapan Sebait" karya Agit Yogi Subandi bercerita tentang seorang tokoh yang menaruh hati pada sosok pujaan, namun rasa tersebut ...
Talibun Delapan Sebait

daun jambu selebar telapak tangan,
tempat berlabuh seekor kumbang jantan
melihat mawar di seberang jalan,
ke situlah ia mengarahkan pandangan.
bukan main debar dada lantaran angan
tubuh gagah dibuatnya rentan
kalaupun sabar pasti khawatir kehilangan
menafsir cuaca bukanlah persoalan ringan.

amboi, lukisan gurun pasir dan punggungmu
kuperhatikan keduanya tiada berbeda
namun raflesia di palak siring kemumu
baunya sungguh tak terduga.
talibun delapan sebait teruntai untukmu
karena bunga larangan di tengah kebun lada
kebun lada wanginya mawar melulu
bau pedasnya hilang, serasa berdiri di taman raja.

memakai kemeja berkerah biru
sambil berlenggang mengupas duku
jejak langkahnya tampak berliku
namun sejauh mana langkahnya, ia tak jemu
wahai nona si pemilik mata haru
seberapa lapang dadamu untukku
sedari pagi cahaya menyindirku
maka izinkan aku berlindung di lubuk dadamu.

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Talibun Delapan Sebait" karya Agit Yogi Subandi merupakan karya yang memadukan kekuatan bahasa tradisional pantun talibun dengan nuansa romantis, kiasan alam, dan metafora yang kaya. Puisi ini tidak hanya menonjol dari sisi bentuk, tetapi juga dari permainan simbol yang membangun suasana unik bagi pembaca.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kerinduan dan kekaguman terhadap seseorang yang istimewa, yang disampaikan melalui metafora alam dan kehidupan sehari-hari. Penyair membungkus rasa rindu dengan kiasan bunga, cuaca, dan benda-benda sekitar yang memperkuat kesan mendalam.

Puisi ini bercerita tentang seorang tokoh yang menaruh hati pada sosok pujaan, namun rasa tersebut disampaikan secara tersirat melalui perumpamaan. Dia menggambarkan keindahan, daya tarik, dan pesona orang tersebut lewat perbandingan dengan bunga, kebun, hingga suasana alam. Ada juga kesan bahwa hubungan itu mungkin tak sepenuhnya mudah diraih, seperti “bunga larangan di tengah kebun lada” yang indah tapi terhalang.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah tentang ketertarikan yang bercampur rindu, namun diwarnai jarak atau keterbatasan. Ungkapan “bunga larangan” melambangkan sesuatu yang diinginkan tetapi sulit dimiliki. Sementara perbandingan aroma dan wangi menggambarkan perasaan yang manis namun bisa juga menyakitkan.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang muncul adalah romantis, kagum, sekaligus sedikit melankolis. Ada kegembiraan saat menggambarkan pesona sang pujaan, namun juga ada nada lirih karena hubungan itu tampak sulit atau tak sepenuhnya terbuka.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah perasaan yang tulus tidak selalu harus diungkapkan secara langsung, melainkan dapat dibungkus dalam keindahan bahasa dan simbol. Selain itu, penyair seolah mengingatkan bahwa sesuatu yang indah sering kali butuh perjuangan dan kesabaran untuk diraih.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan penciuman. Misalnya:
  • “daun jambu selebar telapak tangan” (imaji visual yang jelas)
  • “raflesia di palak siring kemumu, baunya sungguh tak terduga” (imaji penciuman yang kuat)
  • “kebun lada wanginya mawar melulu” (perpaduan imaji penciuman dan visual)
Imaji-imaji ini membuat pembaca seolah melihat dan merasakan suasana yang digambarkan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan antara lain:
  • Majas metafora: “bunga larangan di tengah kebun lada” sebagai simbol cinta yang sulit dijangkau.
  • Majas simile: “lukisan gurun pasir dan punggungmu, kuperhatikan keduanya tiada berbeda” yang menyamakan keindahan punggung seseorang dengan gurun pasir.
  • Personifikasi: “cahaya menyindirku” yang memberi sifat manusia pada cahaya.
Puisi "Talibun Delapan Sebait" karya Agit Yogi Subandi merupakan karya yang memadukan bentuk puisi lama dengan kreativitas modern. Melalui simbol alam dan perasaan, penyair menciptakan nuansa rindu yang elegan namun penuh teka-teki. Kekuatan puisi ini ada pada kemampuan meramu imaji dan majas sehingga pembaca dapat merasakan getaran emosinya tanpa harus menyatakan secara gamblang.

Agit Yogi Subandi
Puisi: Talibun Delapan Sebait
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.