Sumber: Melati untuk Bunda (2005)
Analisis Puisi:
Puisi "Telepon" karya Karsono H. Saputra merupakan salah satu karya sederhana namun penuh makna yang mencerminkan kehidupan manusia modern. Meski hanya terdiri dari baris-baris pendek dengan bahasa yang lugas, puisi ini menyimpan makna yang dalam mengenai komunikasi, pertemanan, dan keintiman jarak jauh.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah komunikasi dan persahabatan. Lewat media telepon, dua orang yang berjauhan tetap bisa saling menyapa, bertukar kabar, bahkan merencanakan pertemuan. Tema ini memperlihatkan betapa pentingnya teknologi sebagai penghubung rasa dan hubungan antar manusia.
Puisi ini bercerita tentang percakapan sederhana antara dua sahabat. Keduanya tidak bisa bertemu langsung karena jarak yang memisahkan, tetapi mereka tetap bisa menjalin kedekatan melalui sambungan telepon. Dialog yang dituliskan penyair menggambarkan suasana akrab, penuh kerinduan, dan rencana untuk bertemu pada kesempatan berikutnya.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa jarak bukanlah halangan bagi hubungan yang tulus. Meski tidak bisa bertatap muka, komunikasi yang hangat mampu menjaga ikatan emosional. Selain itu, puisi ini juga menyiratkan betapa sederhana bentuk perhatian yang bisa membuat hubungan tetap hidup—sekadar menyapa, menanyakan kabar, atau mengajak bertemu di lain waktu.
Suasana dalam Puisi
Suasana yang ditimbulkan dalam puisi ini adalah akrab, hangat, dan penuh kerinduan. Tidak ada kesan sedih meski berbicara tentang jarak, melainkan justru optimisme karena ada rencana pertemuan yang membuat hubungan tetap terjaga.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang bisa diambil dari puisi ini adalah pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain, meski terpisah oleh jarak. Perkembangan teknologi seperti telepon tidak hanya berfungsi praktis, tetapi juga menjadi sarana mempererat persaudaraan dan persahabatan.
Imaji
Imaji yang muncul dalam puisi ini terutama adalah imaji auditif (pendengaran). Kata-kata seperti “kita bisa bicara” dan “halo kawan” menghadirkan suasana seolah pembaca mendengar langsung suara dalam percakapan telepon. Imaji ini membuat puisi terasa hidup dan realistis.
Majas
Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini antara lain:
- Repetisi → “kita bisa bicara / walau …” yang diulang untuk menegaskan kekuatan komunikasi meski jarak jauh.
- Elipsis → tanda titik-titik (…) yang menyiratkan adanya jeda atau percakapan yang tidak seluruhnya dituliskan, menciptakan kesan percakapan nyata.
- Apostrof → penyair menggunakan sapaan langsung “halo kawan” yang membuat puisi terasa seperti dialog personal.
Puisi "Telepon" karya Karsono H. Saputra menggambarkan komunikasi sederhana yang ternyata menyimpan kekuatan besar dalam menjaga hubungan antar manusia. Dengan tema persahabatan dan komunikasi, puisi ini menghadirkan suasana hangat yang penuh imaji auditif, serta menyampaikan amanat bahwa jarak bukanlah alasan untuk kehilangan kedekatan.
Puisi: Telepon
Karya: Karsono H. Saputra