Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Wanita (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Wanita" membawa pembaca untuk mengamati momen sederhana di sekitar wanita dengan kepekaan dan pemahaman akan kompleksitas kehidupan ...
Wanita
(Untuk Ajeng)

hari ini minggu pagi kulihat tiga wanita tadi
berjalan lambat karena kainnya kain berwiru
meninggalkan rumah depan menuju jalan
terlentang antara pohon palma berderetan

jari hari-hati memegang wiru kataku
sedangkan tangan lincah mengelus rambut rapi
kenakalan kerikil menggoyahkan tumit selop tinggi
belum lagi angin melambaikan selendang warna-warni

menengok ke kiri ke kanan mereka berhenti gelisah
karena kain berwiru dan bertumit tinggi, rambut
terbelai angin dan panas matahari, — becak lalu —
mereka segera musyawarah suaranya tinggi

nada-nada tinggi tawar-menawar rupanya dimulai
entah mengapa kusak-kusuk terhenti, ternyata —
bung becak mengayunkan kakinya lagi dan mereka
asyik dan riang akhirnya tidak tampak olehku lagi

meninggalkan halaman depan agaknya mencari
rindang
deretan pohon sepanjang jalan, asyik dan riang
gerak, warna, irama rapi membawa kesungguhan
arisan pada minggu pagi ini —

wanita ...

berapalah kemesraan sepanjang umur
tiada berlimpah tiada mencukupi
karena kau dengan tak acuh, tidak peduli
membawa pilu yang tak tersembuhkan dan
tak kau sadari, tak kau sadari

Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Wanita" karya Toeti Heraty menggambarkan momen singkat di mana tiga wanita terlihat berjalan bersama di sepanjang jalan, memberikan gambaran yang kuat tentang kehidupan sehari-hari mereka dan mencerminkan pandangan penulis tentang realitas wanita dalam masyarakat.

Observasi Kehidupan Sehari-hari: Puisi dimulai dengan pengamatan dari sudut pandang penulis tentang tiga wanita yang terlihat berjalan di jalanan pada hari Minggu pagi. Deskripsi tentang kain berwiru yang dikenakan, sepatu tinggi, dan rambut yang dibiarkan berkibar oleh angin menunjukkan gambaran tentang kehidupan sehari-hari mereka.

Tawar-menawar dan Musyawarah: Ada penekanan pada tawar-menawar dan musyawarah yang terjadi di antara ketiga wanita tersebut, memberikan gambaran tentang percakapan atau pembicaraan mereka yang penuh semangat. Meskipun bukan bagian dari dialog yang ditampilkan dalam puisi, kesan bahwa tiga wanita tersebut terlibat dalam percakapan yang penting digambarkan.

Kesedihan Tersembunyi di Balik Kemesraan: Pada bagian akhir, puisi menunjukkan bahwa meskipun ada kesan kemesraan dan kehangatan di antara wanita-wanita tersebut, ada kesedihan yang tersembunyi di balik kesan kemesraan tersebut. Penulis merenungkan bagaimana dalam kehidupan sehari-hari, wanita mungkin memiliki rasa pilu yang tersembunyi, yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain.

Penekanan pada Tidak Disadarinya Penyakit Emosional: Puisi menggarisbawahi bahwa kesedihan dan perasaan dalam diri wanita seringkali terabaikan oleh orang lain atau bahkan oleh diri mereka sendiri. Hal ini menyoroti betapa seringnya perempuan menahan kesedihan atau beban emosionalnya sendiri tanpa disadari oleh lingkungan sekitar.

Puisi "Wanita" membawa pembaca untuk mengamati momen sederhana di sekitar wanita dengan kepekaan dan pemahaman akan kompleksitas kehidupan sehari-hari mereka, serta perasaan yang mungkin disembunyikan di balik kesan kemesraan. Hal ini memperlihatkan betapa dalamnya kemanusiaan wanita dan bagaimana pengalaman mereka bisa jauh lebih kompleks daripada apa yang terlihat di permukaan.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Wanita
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.