Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Yang Sembunyi di Dalam Mataku (Karya Hasan Aspahani)

Puisi "Yang Sembunyi di Dalam Mataku" karya Hasan Aspahani bercerita tentang seseorang yang memendam sesuatu “di dalam matanya”—sebuah rahasia, ...
Yang Sembunyi di Dalam Mataku

Yang sembunyi di dalam mataku
Menatap pada tebing punggungmu

Karena ia terbuka, maka aku mengira
kau tantang aku berani menebaknya

Yang mengarang di tungku diriku
Mengapi tersebab tebas betismu

Karena langkahmu semakin tajam
Aku menjelaga, lekat ke silam sepi

Yang memelangi di dinding langitku
Cahaya ragu dari kembang gaunmu

Karena aku hidup yang tak bermusim
Aku tinggal ladang tak bertanaman.

Analisis Puisi:

Tema puisi ini adalah perasaan terpendam yang sulit diungkapkan, terutama terkait hubungan personal yang diwarnai keraguan, jarak emosional, dan bayang-bayang masa lalu. Penyair mengekspresikan dinamika batin yang kompleks melalui gambaran metaforis yang pekat.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang memendam sesuatu “di dalam matanya”—sebuah rahasia, perasaan, atau kenangan—yang muncul saat berhadapan dengan sosok tertentu. Tokoh "kau" dalam puisi menjadi pemicu gejolak batin, baik berupa rasa penasaran, tantangan, maupun luka lama. Setiap gerak dan penampilan sosok itu menghidupkan kembali memori dan rasa yang tak terselesaikan, hingga tokoh “aku” merasa seperti ladang yang tidak lagi ditanami—kosong dan tak berbuah.

Makna tersirat

Makna tersirat puisi ini adalah kerinduan yang tidak tuntas dan rasa kehilangan yang membeku menjadi jarak emosional. Ada keterbukaan yang justru menjadi tantangan, ada langkah yang semakin tajam yang mengundang rasa perih, dan ada keindahan yang memunculkan keraguan. Semua itu menggambarkan konflik batin yang berlapis: antara ingin mendekat dan harus menjaga jarak, antara mengingat dan ingin melupakan.

Suasana dalam puisi

Suasana puisi ini terasa misterius, melankolis, dan sendu. Penyair menggunakan diksi yang memunculkan rasa ragu, luka, dan keterasingan. Setiap bait memberi kesan ada sesuatu yang tak selesai, seolah pembaca diajak masuk ke ruang sunyi yang penuh rahasia.

Amanat / pesan yang disampaikan puisi

Amanat yang dapat dipetik adalah bahwa tidak semua hal bisa atau harus diungkapkan secara langsung, karena ada rasa yang lebih aman jika disimpan. Namun, memendam terlalu lama juga dapat mengubah seseorang menjadi kosong, kehilangan "musim" hidupnya. Puisi ini mengingatkan bahwa keberanian untuk mengungkapkan rasa atau menyelesaikan konflik batin bisa menjadi langkah untuk keluar dari keterasingan.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan imaji rasa:
  • “Yang sembunyi di dalam mataku” → imaji visual yang menunjukkan rahasia atau perasaan tersembunyi.
  • “tebing punggungmu” → imaji visual yang unik, menghadirkan kesan jarak sekaligus kekokohan.
  • “Cahaya ragu dari kembang gaunmu” → perpaduan imaji visual dan rasa yang membentuk suasana misterius.
  • “Aku tinggal ladang tak bertanaman” → imaji visual yang sarat makna tentang kekosongan dan kehilangan produktivitas hidup.

Majas

Puisi ini menggunakan berbagai majas, di antaranya:
  • Majas metafora → “Yang sembunyi di dalam mataku” (perasaan atau rahasia disamakan dengan sesuatu yang bersembunyi di mata).
  • Majas personifikasi → “Yang mengarang di tungku diriku” (perasaan atau pikiran diibaratkan sebagai sesuatu yang mengarang di tungku).
  • Majas hiperbola → “langkahmu semakin tajam” (langkah seseorang dibuat terasa menusuk atau melukai secara emosional).
  • Majas simbolik → “Aku tinggal ladang tak bertanaman” (simbol kehidupan yang kehilangan tujuan dan makna).

Hasan Aspahani
Puisi: Yang Sembunyi di Dalam Mataku
Karya: Hasan Aspahani
© Sepenuhnya. All rights reserved.