Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ada Tari dalam Diam (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Ada Tari dalam Diam" karya D. Zawawi Imron mengeksplorasi tema keterhubungan antara alam, emosi, dan budaya melalui simbolisme yang mendalam ..
Ada Tari dalam Diam

Napasmu yang ditahan pohon-pohon kabut
mencampakkan bercak-bercak ke langit senja dan bunga-
bunga yang mencoba baca jadi buta.

Tangis pun menjadi pohon cuaca yang melindungi tugu
garam yang segera akan cair mendengar lagu aneh dari
zaman Puangnge ri Lampulungeng.

Kita memang bukan siput, lumut dan rumput, tapi serasa
sehati dengan mereka, hingga kecut asam yang melekat di
lidah mereka kuterjemahkan dengan bahasa cambuk dan
pisau.

Bayang-bayang yang bertumbangan di ketiak ilalang diam-
diam menyemaikan bintang pada coklat bumi yang bisu.
Menari dalam diam tentu ada panen menanti di
belakangnya
Ada.

Sumber: Berlayar di Pamor Badik (1994)

Catatan:
Puangnge ri Lampulungeng: orang pertama yang berkuasa di daerah Wajo.

Analisis Puisi:

Puisi "Ada Tari dalam Diam" karya D. Zawawi Imron mengeksplorasi tema keterhubungan antara alam, emosi, dan budaya melalui simbolisme yang mendalam dan bahasa yang penuh nuansa. Dengan penggunaan gambar-gambar yang kuat dan metafora, puisi ini menggambarkan keintiman dan harmoni antara manusia dengan alam dan sejarah.

Imaji dan Simbolisme

Puisi ini dimulai dengan gambaran yang misterius dan penuh makna:

"Napasmu yang ditahan pohon-pohon kabut / mencampakkan bercak-bercak ke langit senja dan bunga- / bunga yang mencoba baca jadi buta."

Di sini, napas yang ditahan oleh pohon-pohon kabut menciptakan citra suasana yang mistis dan melankolis. Bercak-bercak yang dicampakkan ke langit senja dan bunga-bunga yang menjadi buta menunjukkan perubahan dan kehilangan makna. Pohon kabut mungkin melambangkan sesuatu yang misterius dan sulit dijangkau, sedangkan bunga yang menjadi buta menunjukkan ketidakmampuan untuk memahami atau menemukan arti.

"Tangis pun menjadi pohon cuaca yang melindungi tugu / garam yang segera akan cair mendengar lagu aneh dari / zaman Puangnge ri Lampulungeng."

Di sini, tangis diubah menjadi pohon cuaca, yang melindungi tugu garam. Tugu garam yang akan cair mungkin melambangkan sesuatu yang akan hilang atau terubah. Referensi kepada Puangnge ri Lampulungeng, yang merupakan tokoh bersejarah dari Wajo, menyiratkan hubungan antara masa lalu dan masa kini. Lagu aneh dari zaman tersebut bisa menjadi simbol dari warisan budaya yang mempengaruhi pengalaman saat ini.

Keterhubungan dengan Alam dan Budaya

"Kita memang bukan siput, lumut dan rumput, tapi serasa / sehati dengan mereka, hingga kecut asam yang melekat di / lidah mereka kuterjemahkan dengan bahasa cambuk dan / pisau."

Di sini, penulis menyatakan bahwa meskipun kita bukan bagian dari alam seperti siput, lumut, atau rumput, ada perasaan keharmonisan yang mendalam dengan elemen-elemen tersebut. Kecut asam di lidah mereka yang diterjemahkan menjadi bahasa cambuk dan pisau mungkin melambangkan ketegangan atau perjuangan yang dialami dalam berhubungan dengan alam dan budaya.

Penutup dan Makna

"Bayang-bayang yang bertumbangan di ketiak ilalang diam- / diam menyemaikan bintang pada coklat bumi yang bisu. / Menari dalam diam tentu ada panen menanti di / belakangnya / Ada."

Bayang-bayang yang bertumbangan dan menyemaikan bintang pada bumi coklat yang bisu menunjukkan aktivitas tersembunyi dan hasil yang akan datang dari proses yang tampaknya diam. Ada penekanan pada ide bahwa di balik diamnya ada sesuatu yang menunggu untuk berkembang atau panen. Ini bisa diartikan sebagai harapan dan kemungkinan yang ada di dalam ketenangan dan keheningan.

Puisi "Ada Tari dalam Diam" karya D. Zawawi Imron menggabungkan elemen alam, emosi, dan budaya untuk menciptakan sebuah karya yang penuh makna. Melalui penggunaan simbolisme dan metafora, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara manusia dengan alam dan warisan budaya, serta bagaimana pengalaman dan tradisi mempengaruhi pemahaman kita tentang dunia.

Penggunaan gambar yang kuat, seperti napas yang ditahan oleh pohon-pohon kabut dan tangis yang menjadi pohon cuaca, menciptakan suasana yang mendalam dan penuh makna. Dengan menghubungkan elemen-elemen alam dan budaya, puisi ini menunjukkan bahwa dalam keheningan dan ketenangan, ada sesuatu yang menunggu untuk ditemukan dan dihargai.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Ada Tari dalam Diam
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.