Sumber: Horison (Juni, 1970)
Analisis Puisi:
Puisi "Aku pun Orang yang Datang Kemudian" karya Abrar Yusra menghadirkan perenungan mendalam tentang eksistensi manusia, keterasingan, dan kesadaran bahwa hidup adalah sebuah misteri yang tak seluruhnya bisa dipahami. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh daya sugesti, penyair menyingkap lapisan-lapisan keraguan sekaligus pencarian makna di tengah dunia yang luas dan sunyi.
Tema
Tema utama puisi ini adalah eksistensi manusia dan keterasingan dalam kehidupan. Penyair menggambarkan dirinya sebagai "orang yang datang kemudian", sebuah frasa yang mencerminkan keterlambatan, keraguan, sekaligus kesadaran bahwa ia hadir di dunia tanpa mengetahui asal-usul maupun arah hidupnya.
Puisi ini bercerita tentang pengalaman seorang individu yang merasa asing terhadap dunia sekitarnya. Ia tidak sepenuhnya mengenal warna langit, gunung, pohon, pantai, bahkan waktu yang terikat pada "dulu" dan "esok". Semuanya terasa asing, seakan hidup hanyalah rangkaian pertanyaan tanpa jawaban. Dengan demikian, puisi ini adalah refleksi atas keterbatasan pengetahuan manusia dalam memahami hakikat hidup.
Makna Tersirat
Makna tersirat dari puisi ini adalah kesadaran bahwa manusia hanyalah pengembara sementara yang lahir setelah segala sesuatu ada lebih dahulu. Dunia, dengan segala keindahan dan kerumitannya, sudah berdiri sebelum manusia hadir. Maka, manusia tidak pernah sepenuhnya memahami hakikatnya. Puisi ini juga menegaskan bahwa hidup adalah perjalanan penuh pertanyaan, bukan kepastian.
Suasana dalam Puisi
Suasana dalam puisi ini adalah sunyi, asing, dan penuh perenungan. Penyair mengungkapkan keterasingannya dengan nada yang datar, seolah-olah ia berbicara kepada dirinya sendiri, mencoba memahami keberadaannya yang penuh tanya.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat dipetik dari puisi ini adalah manusia harus menerima keterbatasannya dalam memahami dunia dan kehidupan. Meski tidak semua hal memiliki jawaban, kesadaran akan keterasingan itu justru membuka ruang bagi manusia untuk terus mencari, merenung, dan merasakan hidup dengan segala misterinya.
Imaji
Puisi ini memunculkan imaji visual yang kuat, misalnya melalui penggambaran "biru, awan, gunung, pohon, dan pantai". Gambaran tersebut menghadirkan pemandangan alam yang luas dan indah, namun bagi penyair terasa asing karena ia merasa tidak sepenuhnya mengenalnya. Imaji ini menegaskan kontras antara keindahan dunia dan keterasingan batin manusia.
Majas
Beberapa majas yang dapat ditemukan dalam puisi ini antara lain:
- Majas personifikasi – "pantai ini, kauraba kasar atau lembut" memberi kesan bahwa pantai dapat disentuh dan dirasakan layaknya manusia.
- Majas repetisi – pengulangan kata "Tiada kukenal seluruh" dan "lepas" memberikan penekanan pada rasa asing dan ketidakpastian yang melingkupi penyair.
- Majas metafora – "Hidupku pun pertanyaan-pertanyaan lepas" mengibaratkan kehidupan sebagai rangkaian pertanyaan yang tidak pernah berhenti.
Puisi "Aku pun Orang yang Datang Kemudian" karya Abrar Yusra adalah sebuah renungan eksistensial yang menyingkap kegelisahan manusia ketika berhadapan dengan misteri kehidupan. Tema tentang keterasingan, imaji alam yang asing, suasana sunyi, serta majas yang memperkuat pesan menjadikan puisi ini kaya makna. Ia mengingatkan bahwa meskipun manusia tidak memiliki semua jawaban, perjalanan hidup itu sendiri adalah bagian dari pencarian makna yang tiada akhir.
Puisi: Aku pun Orang yang Datang Kemudian
Karya: Abrar Yusra
Biodata Abrar Yusra:
- Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
- Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).